Terjaring di Bulan Doa Navina Bertemu di NavAustralia

Oleh: Anita Jeujanan

ALLAH sendirilah yang dalam kemurahan-Nya telah memberikan kepada kami pekerjaan yang mulia ini (yaitu mengabarkan Berita Kesukaan kepada semua orang). Karena itu, kami tidak pernah berputus asa.

2 Korintus 4:1 (FAYH)

Bersyukur bisa tergabung dalam Doa Nasional Navina di Bulan Februari 2022 yang lalu secara online. Dalam satu kesempatan, saya bertemu pak Agung Purnomo di breakout room. Setelah mengetahui bahwa saya sedang menempuh sekolah lanjut di Griffith University di Brisbane Australia, Beliau memberi saran untuk menghubungi pak Grant, Pemimpin Nav-Australia, supaya dibantu untuk terhubung dengan teman-teman di Brisbane. Kami pun bertukar nomor WA dan alamat email pak Grant usai doa berlangsung.

Jumpa perdana dengan Pak Agung dalam ruang doa Bulan Doa Navina Februari 2022.

13 Juli 2022, saya kembali ke Australia untuk melanjutkan studi. Mencoba menghubungi pak Grant by email dan dibalas sekitar 2 mingguan lebih. pak Grant tinggal di Canberra-Sydney dan Beliau sedang mengunjungi keluarga di London selama sebulan penuh. Dengan pertolongan Tuhan dan melalui pak Grant, Saya terhubung dengan pemimpin Navs negara bagian Queensland pak Robert Bolton. Kami berkomunikasi melalui surel dan bertemu secara langsung di Rally perdana Navs Brisbane pada 20 Agustus 2022. Lokasi Rally ternyata cukup jauh, dari Selatan (Robertson) ke Utara North Pine Presbyterian Church Hall 57 Old Dayboro Road Petrie-Brisbane. Saya menempuh perjalanan sendiri, belum paham rute dan hanya berbekal Google Maps. Perjalanan memakan waktu 3 jam lebih dengan berganti kereta, bis bahkan taksi, sempat tersesat tetapi semangat bertemu keluarga melebihi ketakutan tersesat di negara orang.

Teringat akan janji Tuhan dalam Yesaya 54:2-3Lapangkanlah tempat kemahmu,dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu!” Saya percaya bahwa ini adalah sebuah misi pengutusan bagi saya. Apalagi melihat kesaksian teman-teman di Regional 5, dengan keberadaan mereka dan jarak tempuh yang tidak mudah namun masih terus mau melakukan bagiannya, secara tidak langsung mempengaruhi niat saya bersekutu bersama di komunitas Brisbane.

Peta Australia – Peta perjalanan dengan public transportasi dari Robertson ke tempat Rally.

Hanya saya orang Indonesia (satu-satunya Asia) plus berkulit coklat. Rata-rata bule Australia asli. Meski sedikit kikuk di awal lantaran perbedaan bahasa, saya merasa diterima dalam komunitas ini.

Usai Rally Perdana bersama pemimpin, staf, dan keluarga Navs Queensland.
(Dokumen Navs Australia)

Saat itu kami belajar tentang Ilustrasi Roda. Materi dibawakan staf fulltime Dustyn McLaren. Selama Rally, kemampuan menghafal ayat dari Pemimpin Brisbane dan semua orang yang hadir saat itu membuat saya terkagum, memotivasi saya untuk terus menghafal ayat. Materi yang di-sharingkan sangat unik, Ilustrasi Roda dibuat dalam bentuk maket dan Virtual Reality (VR). Saya teringat akan materi yang sama yang pernah dibagikan bung Justi dalam Rally Kampus Ambon saat saya kuliah di Univ Pattimura.

Berlanjut ke Rally kedua pada 20 September 2022. Tiga hari sebelumnya, saya bertemu dengan pasangan suami istri Staf Navs Australia Pak Ian McIntosh dan Ibu Helen secara pribadi. Mereka ramah nan bersahaja. Pasangan konselor yang pernah melayani selama 10 tahun di Amerika itu datang dan berbagi cerita bersama di Griffith University. Saya sangat bersyukur untuk kesempatan ini. Saat Rally, Pak Ian berbagi tentang “Mengatasi luka. Kepahitan, kekecewaan, kesalahpahaman dan penolakan”. Saya belajar bahwa kepahitan dan kekecewaan kerap saya alami sebagai manusia biasa, untuk menyelesaikan segalanya dan menerima kenyataan yang tidak bisa saya kendalikan membutuhkan waktu yang lama. Mulailah dengan doa, karena Allah sanggup mengubah hati seseorang.

Bersama Pak Ian McIntosh dan Ibu Helen usai Rally (dokumen pribadi)

15 Oktober 2022, kami dikunjungi Pak Grant-Pemimpin The Navigators Australia.  â€śAlangkah indah jika suatu saat kita bisa bertemu di kampusmu di Brisbane untuk bercerita,” kira-kira begitu bunyi salah satu surat elektronik Pak Grant. Dan Tuhan mempertemukan Saya dengan Beliau.

bersama Pak Grant Dibden (Direktur Nasional Navs Australia) usai Rally

Pak Grant berbagi 10 point kebenaran Injil. Saya diingatkan untuk menghargai pengorbanan Tuhan. Bahwa saya sesungguhnya adalah orang yang tidak masuk hitungan, tapi oleh pengorbanan-Nya di kayu salib, saya memperoleh keselamatan. Dan berkat itu harus bisa saya bagikan kepada orang lain supaya mereka juga dapat mengalami keselamatan dari Allah.

Dalam kesempatan ini, Saya bertemu dengan ketua komunitas warga negara Nigeria di Queensland, pak Blessing, juga salah satu anggota Navs Australia, seorang Mexico, Pak Sergio yang adalah salah satu pelaku bisnis kuliner besar di Brisbane.

Bersama Pak Blessing, Ketua Persekutuan Warga Negara Nigeria di Queensland

Tak habis-habisnya saya bersyukur atas campur tangan Tuhan, melalui momen Bulan Doa Nasional Navina, Tuhan membukakan jalan sehingga saya bisa terhubung dengan komunitas setempat. Tolong doakan supaya keberadaan saya di Brisbane menjadi berkat, Janji Tuhan tergenapi, keturunan rohani muncul dan mendiami kota ini.

US-Africa-Navina Learning Together On Community

Tanggal 27 September hingga 4 Oktober 2022, grup dari Afrika dan US melakukan perjalanan ke Asia untuk melakukan pengamatan langsung dari kelompok-kelompok/komunitas lokal dan mereka dipimpin langsung oleh Pak Alan. Ada 6 pemimpin dari US, dan 4 pemimpin dari berbagai negara di Afrika. Tujuan mereka datang ke Asia adalah untuk belajar dari pengalaman regional Asia Pacific (khususnya Indonesia dan Malaysia), dimana pelayanan berbasis komunitas ini sudah mulai dibangun dari 20 tahun yang lalu. Mereka ingin belajar tentang komunitas yang misional, menskemakan prinsip-prinsipnya, dan nantinya bisa mempraktekkan di komunitasnya masing-masing. (Padahal kita yang masih perlu belajar banyak ya? hehe, red)

Selama perjalanan, mereka berkesempatan untuk mampir ke Indonesia beberapa hari. Kali ini mereka datang di Jakarta, bertemu/ekspos dengan komunitas lokal di 3 wilayah Jakarta (Jabodetabek tepatnya).

Mereka tiba hari Selasa sore dan malam, mereka beracara 1 hari di Hotel Aloft TB Simatupang, ditemani Pimp Navina. Hari Kamis dan Jumat, mereka menikmati persekutuan dengan komunitas lokal di wilayah Jakarta Barat (Sam, Rudy, dkk), Timur (Robet, Barce, dkk), dan Selatan (Guntara, Perkasa, dkk). Teman-teman dari Jakarta sangat senang bisa kedatangan para tamu dari US dan Afrika. Kita bisa bertukar pikiran, sharing satu dengan lainnya, bahkan kita juga bisa belajar dan menerima masukan untuk pengembangan-pengembangan injil di Indonesia.

Berikut ini beberapa kesan-kesan dari pertemuan yang singkat dengan tamu Afrika dan US tsb:

“Kami terkesan dengan 3 point rangkuman diskusi yang dicatat oleh Brad (tamu US) utk menjawab pertanyaan: “Apa yg membuat alumni dr kampus dapat tetap semangat melayani setelah ia lulus dari kampus ? Three things that help people labor for a lifetime… friends with a common vision, leaders to bring encouragement and focus, and occasional conferences for equipping”

Barce Simarmata

“Dari cerita-cerita yang mereka bagikan, saya menyadari bahwa setiap tempat (pelayanan) memiliki tantangannya tersendiri dan Allah turut bekerja di dalamnya. Bahkan dalam situasi sulit sekalipun selalu ada berkat dan pelajaran yang kita dapatkan. Bersyukur untuk kasih dalam komunitas di NavIna. Setiap komunitas saling terhubung dan melengkapi, tidak berjalan sendiri-sendiri, sehingga adanya keberlanjutan dan regenerasi (misal dari remaja, kemudian lanjut kuliah, alumni, hingga keluarga). Salah satu dari mereka bahkan berpendapat bahwa dia meyakini setiap negara mendapatkan kasih karunia Allah, namun untuk Indonesia dia menyebutnya ”special grace” (Yoh 1:16). Inilah keunikan keluarga di dalam Allah. Ke mana pun kita pergi, siapa pun yang Allah izinkan untuk kita temui, kita selalu dapat menyambut atau pun disambut layaknya keluarga. Sungguh bersyukur untuk hal indah ini.”

Natasha

“Kami merasa beruntung ikut terlibat dalam kunjungan teman-teman AFUS ini. Di satu sisi, bisa mendengar sharing mereka tentang apa yang terjadi di pelayanan masing-masing di negaranya, … kami coba melakukan perbandingan apa yang harus kami antisipasi untuk kesinambungan regenarasi ke depan. Di sisi lain, pertemuan-pertemuan dengan mereka ini juga memberi kesempatan kami lebih memahami apa yg sdg terjadi dengan diri kami di Navina (evaluasi diri). Di tengah rasa syukur tapi juga good reminder tentang apa yang harusnya bisa kami lakukan dng lebih baik🙏
Adapun kejadian unik yang kami nikmati selama 2 hari ini:
1. Ketika secara spontan kami bisa ajak anak-anak dan pacar mereka untuk ngobrol-ngobrol dengan pak Alan & Chris. Berdoa bersama dan merenungkan keterlibatan Allah dalam case-case kehidupan Alan & Chris (case Ben & hal-hal lain).
2. Mengajak 3 teman naik MRT ke pusat kota (Grand Hyatt). Ini pengalaman yang menyenangkan bagi mereka karena ini kunjungan pertama ke Indonesia. Banyak senda gurau, canda dan perasaan kedekatan sebagai keluarga besar Navigator.”

Rudy

“Merasa terharu dengan kedatangan para pemimpin pelayanan dari US dan Afrika mengingat mereka perlu melihat perjalanan komunitas dan karakteristik integrasi pelayanan wilayah lokal. Kami sendiri seolah kurang menyadarinya tetapi dengan natural saling berhubungan dan saling melengkapi dalam pelayanan komunitas baik secara internal (alumni) maupun eksternal (menjangkau). Mereka juga heran dengan banyaknya teman-teman CIP yang memimpin pelayanan lokal didukung oleh sedikit GIP. Tentunya tidak mudah untuk para CIP dapat mengelola pelayanan lokal di tengah kesibukan dan permasalahan keseharian mereka. Peristiwa lucu juga terjadi ketika kita agak ragu-ragu untuk mengajak mereka jalan pagi bersama group pensiunan komplek Pesona Khayangan. Takut adanya kecurigaan terhadap orang asing, tetapi pada kenyataannya malah para pensiunan menyambut dengan gembira dan mengajak sarapan di salah satu rumah pensiunan dan memvideokannya dengan memberi salam selamat datang kepada para tamu.”

Guntara

Dan berikut adalah sedikit cuplikan keseruan selama 3 hari para tamu Afrika dan US di Jakarta.

Beberapa kesan dari tamu kita.

“I loved what I saw…communal, transformational, missional. In the US, our biggest challenge is being generational. Stay focused on spiritual generations! I’m so grateful for you all. I’m inspired. Your generosity was overwhelming. Thank you so much!”

B. Jonswold

We thank God for your hard work and sacrifices over the years and now we get to reap the benefits of your labour as a country & community: John 4:38 I sent you to harvest where you didn’t plant; others had already done the work, and now you will get to gather the harvest.”

C. Molupe

Thank you so much…, for your love and kindness, and those of the Indonesia Navina. You have really been a source of blessing for us, we pray that God opens ways for our ministry in our countries to reflect the blessing and grace of God, we have seen in Indonesia missional community ministry

P. Sonna

Thank you so much for taking care of me, felt like a child as all my cares were being taken care of.🙏🏿

A. Wasukira

Kita sangat bersyukur untuk kesempatan yang indah dan mahal ini. Mereka telah hadir dari jauh untuk memberkati kita. Semoga kita makin semangat.

Titus adalah temanku  yang bekerja bersama-sama dengan aku untuk kamu; saudara-saudara kami yang lain  itu adalah utusan jemaat-jemaat dan suatu kemuliaan bagi Kristus.

2 Korintus 8:23

Aku memandangnya, aku memperhatikannya, aku melihatnya dan menarik suatu pelajaran.

Ams 24:32 

SATU FREKUENSI

Acara Kebersamaan Subreg 1.4

Hari Sabtu, tanggal 6 Agustus 2022 dipilih oleh keluarga besar Subreg 1.4 (chapter Jakarta Wilayah Timur dan sekitarnya) untuk berkumpul bersama-sama dalam sebuah gathering kebersamaan, yang bertajuk “Satu Frekuensi“. Yup, acara yang dikomandani oleh Bang Stephen Sariwating, berjalan cukup meriah dan sukses. Ini merupakan kali pertama, keluarga Subreg 1.4 chapter Jakarta wilayah timur bergabung dan bertatap muka, bercanda tawa dan kangen-kangenan.

Acara pertama dimulai dengan memuji Tuhan dan renungan dari Mas Setya. Renungannya cukup menguatkan, yang pada intinya adalah bagaimana kita bisa satu frekuensi, sementara kita begitu beragam? Ragam umur, ragam asal/budaya, ragam masa lalu, ragam pikiran, ragam kepribadian, ragam kepentingan, … ragam apa lagi? Dasarnya adalah 2 Korintus 5:17Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” Kita semua ada di dalam Kristus, ciptaan baru, komunitas baru, satu keluarga, satu umat, satu tubuh, satu bangunan, satu mempelai… mungkin ada gesekan, rasa tidak senang, tetapi tidak bisa terlepas satu sama lain, tidak bisa tidak menerima dan mengasihi. Mungkin kita tidak bisa dekat dengan semua orang, tetapi dengan beberapa orang terdekat, kita sangat dekat dan mendalam. Komunitas lokal, unit yang paling kecil dari ekspresi tubuh Kristus secara lokal, mestilah sangat dekat dan mendalam. Rindu bertemu, berusaha bertemu, mengenal lebih dalam, .. dan akan lebih kreatif dalam berbuat baik. Mas Setya menekankan juga pada komunitas yang sehat di poin komunal dan misional. Dimana itu adalah sifat utama komunitas lokal: komunal, belonging to one another… hidup saling, hidup bersama, dan bagaimana komunitas lahir dan berkembang serta melipatganda.

Kemudian acara berikutnya dilanjutkan dengan games, lomba tumpeng antar kelompok PA, dan outbond mini untuk adik-adik dari usia remaja sampai alumni muda. Sangat menarik dan berkesan. Sepertinya belum semua dapat ikut ya dalam acara ini. Next, kita ajak yuk semua kawan-kawan, keluarga, dan anak-anak untuk bisa seru-seruan bareng dalam acara kebersamaan berikutnya.

Mau tahu keseruannya? yuk simak cuplikan video berikut ini. Sampai jumpa di lain kesempatan.

Cuplikan Video acara kebersamaan “Satu Frekuensi”

Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.

Ibrani 10:24

Tidak Jauh dari Kita Masing-masing

Housewarming Opiet, 21 Mei 2022

Mengapa kita pindah? Mengapa kita pindah rumah? Ada banyak alasan yang mungkin. Kadang alasannya mungkin aneh, seperti: bosan dengan rumah lama. Dan semua alasan itu sah-sah saja, valid. Dengan berbagai alasan itu, orang menemukan tempat tinggalnya yang mungkin lebih menetap.

Tetapi pindah ke rumah (baru), juga membawa tantangan atau  masalah baru. Dari hal-hal yang terlihat sangat sepele seperti suara-suara yang berbeda dari rumah lama atau kebocoran yang ada saja, dll dll (berhubungan dengan kondisi rumah), atau hal-hal yang berhubungan dengan orang/tetangga baru.

Tantangan dan masalah membuat kita tetap hidup, bertumbuh dan kreatif.

Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia, dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang. Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka, supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing. Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga. 

Kis. 17:24-28

Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.

Ef. 1:22-23

Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.”

Kej 12:1-3

Hal pertama dari beberapa kutipan Alkitab tsb: Allah di atas semuanya. Kis 17:24. Dia mengatur pergerakan setiap orang. Orang mereka-reka, tetapi sebenarnya semua dalam kedaulatan Tuhan. Ketika seseorang ada di suatu tempat, dia bisa dengan yakin mengakui, bahwa Allah telah mengaturnya. Allah juga tahu semua lekuk geografis di suatu tempat. Tidak ada tempat yang tersembunyi atau di luar jangkauan-Nya. Ketika kita hadir di suatu tempat, tarik lah nafas dan bersyukur atas kehadiran-Nya di situ. Termasuk orang-orang di situ, Allah adalah penguasa atas segala sesuatu (Ef 1:22). Karena itu, Dia bisa berkata kepada kita: pergilah! Karena semua tempat ada dalam kuasa-Nya.

Hal kedua. Kemana orang pergi, Allah berharap mereka menemukan Diri-Nya. Karena Allah bisa ditemui dimana saja. Dia tidak jauh dari kita masing-masing. Dan dengan kehadiran TUBUH KRISTUS di seluruh penjuru dunia, Allah bisa ditemui melalui mereka. Melalui kita umat-Nya, Allah memenuhi dunia ini (Ef 1:23). Dunia bisa bertemu SANG KEPALA dengan melihat anggota tubuh-Nya. Kehadiran kita dimanapun adalah penting.

Sikap orang terhadap kita sangat menentukan nasib hidup dia. Siapa memberkati kita, akan diberkati Tuhan. Kita bukan periferal, dunia ini/orang-orang lain yang periferal (Ef 1:23 MSG). Apakah sikap hidup kita membuat orang lain memberkati kita? Ataukah sebaliknya?


Jadi, kehadiran kita di suatu tempat adalah penting. Tidak tergantung apakah kita bergabung dengan suatu gereja apa atau tidak, bergabung dengan Nav atau tidak. JUST OUR PRESENCE is very important. Dengan hidup kita, Allah hendak melebarkan kerajaan-Nya.

Masalah dengan rumah baru, sekecil apapun, adalah valid. Tetapi bagi orang percaya, di balik masalah-masalah (kecil) ada maksud baik Tuhan.

Tiga langkah nyata untuk kita terapkan:

  • Ambil langkah-langkah kecil untuk terhubung dengan orang lain/tetangga: lebih dulu menyapa, tersenyum, bertanya, menjawab, berbagi hal kecil di grup wa, dst. Be present.
  • Lihat kesempatan untuk membina hubungan lebih mendalam, lakukan tindakan kasih yang tepat, ngobrol tentang kehidupan/berbagi hidup, menyatakan nilai-nilai, dst. Hidup bersama mereka dengan rileks dan tekun/sabar, maka hubungan akan terbina. Be Jesus.
  • Selebihnya, Roh Kudus akan memimpin. Pekalah dengan apa yang perlu disampaikan tentang Kristus, dan bagaimana menyampaikannya. Be open and wise.

Contoh: Filipus dan sida-sida (Kis 8). Banyak lagi contoh di Alkitab yang menarik dan unik, tentang bagaimana membina hubungan dengan orang baru. Silakan pelajari.


Nav sebagai komunitas lokal selalu mendukung pergerakan atau masuknya kawan-kawan baru ke suatu lokal. Kepemimpinan dan masyarakat Nav lokal akan menyambut setiap anggota baru. Setiap orang biasanya punya kelompok kecil masing-masing, dan fanatik dengan kelompoknya :), tetapi mereka akan terlatih untuk melayani bersama-sama sebagai sesama anggota komunitas lokal. Karena orang dalam satu lokal, apa pun statusnya, adalah anggota komunitas lokal, anggota tubuh Kristus lokal, yang harus bersatu. Jangan ada yang kesepian.

Nav akan punya inisiatif-inisiatif, baik di remaja, kampus, couples, alumni muda/singel, dst dst… Setiap orang bisa punya peran/kontribusi di entitas-entitas tsb. Silakan bekerja sama. Silakan pemimpin mengelola. Silakan setiap orang berinisiatif.

Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu! Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi.

Yesaya 54:2‭-‬3

Sumba Maret 2022

“Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab kepadamulah akan Kuberikan negeri itu.” Kejadian 13:17

Janji Tuhan diatas menjadi semangat untuk perjalanan penggembalaan kali ini ke pulau Sumba. Bu Justi dan Pak Djoni mewakili kita semua untuk ‘menyusuri jalan-jalan di pulau Sumba. Membangun simpul-simpul jaringan di Pulau Sumba.

Tujuan perjalanan ini adalah:

  • Mengunjungi dan bertemu dengan sebanyak mungkin teman-teman alumni di pulau Sumba.
  • Memberdayakan jaringan alumni yang ada sebagai cikal bakal mengembang ke kanan dan ke kiri.
  • Memotivasi untuk terbentuknya komunitas-komunitas dan penentuan pemimpin.
  • Memikirkan pengembangan komunitas.

Peta Perjalanan Penggembalaan Pulau Sumba 2-8 Maret 2022

Perjalanan Bu Justi dan Pak Djoni dimulai pada tanggal 2 Maret 2022. Kota pertama yang didatangi adalah Tambolaka yang berada di Sumba Barat Daya. Di kota ini ada beberapa keluarga yang di temui, yaitu: Bpk. Umbu Rihi Praing, Kel. Ibu Ester, dan Kel. Lende Umbu.

Kel. Ibu Ester
Kel. Umbu Rihi Praing
Kel. Lende Umbu Pati

Pada keesokan harinya perjalanan dilanjutkan ke kota Waikabubak. Di kota ini Pak Justi dan Pak Djoni bertemu dan berdiskusi dengan Kel Agung Umbu. Bersyukur juga untuk kesempatan bisa bertemu dengan Bpk B (orang latar belakang fokus, buah pelayanan Pak Agung). Ternyata ada rencana Allah bagi dia untuk membawa kabar baik ke keluarga besarnya. Sebelum Pak Justi dan Pak Djoni pergi dari Sumba, Bpk B menghubungkan dengan satu rekannya di Waingapu. Terjadi pelipatgandaan dalam beberapa hari.

Kel. Agung Umbu Diki

Setelah itu perjalanan dilanjutkan ke kota Waibakul, sekitar 1 jam dari Waikabubak. Di Waikabubak, Pak Djoni dan Bu Justi bersama dengan mas Agung Umbu Dicky mengujungi beberapa keluarga dan juga teman-teman alumni lainnya.

Pada hari Jumat, 4 Maret 2022 diadakan juga pertemuan dengan teman-teman alumni Sumba Barat hari Jumat, 4 Maret 2022.

Komunitas di Sumba Barat dan Sumba Barat Daya

Pada hari ini juga berkesempatan mengunjungi SMA Kristen Waikabubak, tempat istri Pak Agung  bekerja.

SMA Kristen Waikabubak. Siap di lakukan pemuridan di sekolah ini

Sabtu, 5 Maret 2022 Pak Djoni dan Bu Justi mengunjugi STTS GKS Lewa dan bertemu dengan Fina (Alumni Salatiga) yang mengajar sebagai dosen di STTS ini dan juga melayani para mahasiswa/wi dikampus ini.

Solfina dan Mahasiwa/i STT GKS Lewa

Pada hari Minggu, perjalanan dilanjutkan ke kota Waingapu. Ada sekitar 6 teman alumni Nav yag bisa bertemu dengan bu Justi dan pak Djoni, mereka adalah: Kel. Adi Papa Pandarangga, Yanus Laki Ama, Lusi, Femi dan Treisye (Ece).

Komunitas Alumni di Waingapu
Dengan Bung Adi Papa (Alumni Acara Latihan Kampus 2002) mendoakan Universitas Kristen Wira Wacana sambil mendiskusikan bagaimana mencapai kampus itu

Beberapa Alumni yang ada di Melolo adalah Norlin (alumni UPN Surabaya), Orsi dan Lusi (Alumni Kampus Bali) , kota sebelah Waingapu.

Lucy dan Keluarga
Norlin dan Keluarga

Beberapa hal praktis yang dilakukan sebagai tindak lanjut perjalanan penggembalaan ini adalah:

  • Pembentukan wa grup baik di Sumba Barat dan Sumba Barat Daya, STT GKS Lewa dan Sumba Timur demi menjaga kesatuan hati dan komunikasi diantara mereka.
  • Perlu tenaga guru untuk membantu agar guru dan siswa dapat ditolong, khusus untuk SMA Kristen Waikabubak yang sudah siap di muridkan untuk seluruh Guru-guru dan siswanya.
  • Komunitas Sumba Barat/Barat Daya akan mulai pertemuan perdana tanggal 20 Maret 2022.
  • Komunitas STT GKS Lewa akan mulai menjadwalkan Rally untuk menjadi sarana pemerlangkapan bagi mereka, akan dilakukan secara online mulai 2 minggu ke depan.
  • Alumni muda di Sumba Timur (wanita semua) akan mulai kumpul tanggal 20.
  • Mendorong para senior di Waingapu untuk menolong alumni muda yang belum bekerja.
  • Menyediakan rumah sebagai sekretariat di Waingapu untuk alumni muda tinggal, dari senin sampai jumat selain bekerja juga melayani kampus.  Sabtu minggu kembali ke rumah.
  • Perlu tenaga dosen untuk kampus Wira Wacana Waingapu.
  • Tim kepemimpinan Sumba adalah sbb:
    • Sumba Barat/Barat Daya : Agung Umbu Diki
    • STT GKS Lewa : Solfina
    • Sumba Timur : Adi Papa dan Yanus
  • Perlu kunjungan penggembalaan yang terencana dan teratur sesering mungkin (misalnya 6 bulan sekali atau satu tahun sekali) agar terus membangun mereka untuk menjadi komunitas yang stabil.
  • Usulan kami, perlu retreat seluruh sumba untuk membangkitkan kembali kasih mula-mula dan memanggil kembali semua alumni untuk menyatukan hati memajukan IKA dan menjangkau Sumba seluruhnya dan NTT.