Terjaring di Bulan Doa Navina Bertemu di NavAustralia

Oleh: Anita Jeujanan

ALLAH sendirilah yang dalam kemurahan-Nya telah memberikan kepada kami pekerjaan yang mulia ini (yaitu mengabarkan Berita Kesukaan kepada semua orang). Karena itu, kami tidak pernah berputus asa.

2 Korintus 4:1 (FAYH)

Bersyukur bisa tergabung dalam Doa Nasional Navina di Bulan Februari 2022 yang lalu secara online. Dalam satu kesempatan, saya bertemu pak Agung Purnomo di breakout room. Setelah mengetahui bahwa saya sedang menempuh sekolah lanjut di Griffith University di Brisbane Australia, Beliau memberi saran untuk menghubungi pak Grant, Pemimpin Nav-Australia, supaya dibantu untuk terhubung dengan teman-teman di Brisbane. Kami pun bertukar nomor WA dan alamat email pak Grant usai doa berlangsung.

Jumpa perdana dengan Pak Agung dalam ruang doa Bulan Doa Navina Februari 2022.

13 Juli 2022, saya kembali ke Australia untuk melanjutkan studi. Mencoba menghubungi pak Grant by email dan dibalas sekitar 2 mingguan lebih. pak Grant tinggal di Canberra-Sydney dan Beliau sedang mengunjungi keluarga di London selama sebulan penuh. Dengan pertolongan Tuhan dan melalui pak Grant, Saya terhubung dengan pemimpin Navs negara bagian Queensland pak Robert Bolton. Kami berkomunikasi melalui surel dan bertemu secara langsung di Rally perdana Navs Brisbane pada 20 Agustus 2022. Lokasi Rally ternyata cukup jauh, dari Selatan (Robertson) ke Utara North Pine Presbyterian Church Hall 57 Old Dayboro Road Petrie-Brisbane. Saya menempuh perjalanan sendiri, belum paham rute dan hanya berbekal Google Maps. Perjalanan memakan waktu 3 jam lebih dengan berganti kereta, bis bahkan taksi, sempat tersesat tetapi semangat bertemu keluarga melebihi ketakutan tersesat di negara orang.

Teringat akan janji Tuhan dalam Yesaya 54:2-3Lapangkanlah tempat kemahmu,dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu!” Saya percaya bahwa ini adalah sebuah misi pengutusan bagi saya. Apalagi melihat kesaksian teman-teman di Regional 5, dengan keberadaan mereka dan jarak tempuh yang tidak mudah namun masih terus mau melakukan bagiannya, secara tidak langsung mempengaruhi niat saya bersekutu bersama di komunitas Brisbane.

Peta Australia – Peta perjalanan dengan public transportasi dari Robertson ke tempat Rally.

Hanya saya orang Indonesia (satu-satunya Asia) plus berkulit coklat. Rata-rata bule Australia asli. Meski sedikit kikuk di awal lantaran perbedaan bahasa, saya merasa diterima dalam komunitas ini.

Usai Rally Perdana bersama pemimpin, staf, dan keluarga Navs Queensland.
(Dokumen Navs Australia)

Saat itu kami belajar tentang Ilustrasi Roda. Materi dibawakan staf fulltime Dustyn McLaren. Selama Rally, kemampuan menghafal ayat dari Pemimpin Brisbane dan semua orang yang hadir saat itu membuat saya terkagum, memotivasi saya untuk terus menghafal ayat. Materi yang di-sharingkan sangat unik, Ilustrasi Roda dibuat dalam bentuk maket dan Virtual Reality (VR). Saya teringat akan materi yang sama yang pernah dibagikan bung Justi dalam Rally Kampus Ambon saat saya kuliah di Univ Pattimura.

Berlanjut ke Rally kedua pada 20 September 2022. Tiga hari sebelumnya, saya bertemu dengan pasangan suami istri Staf Navs Australia Pak Ian McIntosh dan Ibu Helen secara pribadi. Mereka ramah nan bersahaja. Pasangan konselor yang pernah melayani selama 10 tahun di Amerika itu datang dan berbagi cerita bersama di Griffith University. Saya sangat bersyukur untuk kesempatan ini. Saat Rally, Pak Ian berbagi tentang ā€œMengatasi luka. Kepahitan, kekecewaan, kesalahpahaman dan penolakanā€. Saya belajar bahwa kepahitan dan kekecewaan kerap saya alami sebagai manusia biasa, untuk menyelesaikan segalanya dan menerima kenyataan yang tidak bisa saya kendalikan membutuhkan waktu yang lama. Mulailah dengan doa, karena Allah sanggup mengubah hati seseorang.

Bersama Pak Ian McIntosh dan Ibu Helen usai Rally (dokumen pribadi)

15 Oktober 2022, kami dikunjungi Pak Grant-Pemimpin The Navigators Australia.  ā€œAlangkah indah jika suatu saat kita bisa bertemu di kampusmu di Brisbane untuk bercerita,ā€ kira-kira begitu bunyi salah satu surat elektronik Pak Grant. Dan Tuhan mempertemukan Saya dengan Beliau.

bersama Pak Grant Dibden (Direktur Nasional Navs Australia) usai Rally

Pak Grant berbagi 10 point kebenaran Injil. Saya diingatkan untuk menghargai pengorbanan Tuhan. Bahwa saya sesungguhnya adalah orang yang tidak masuk hitungan, tapi oleh pengorbanan-Nya di kayu salib, saya memperoleh keselamatan. Dan berkat itu harus bisa saya bagikan kepada orang lain supaya mereka juga dapat mengalami keselamatan dari Allah.

Dalam kesempatan ini, Saya bertemu dengan ketua komunitas warga negara Nigeria di Queensland, pak Blessing, juga salah satu anggota Navs Australia, seorang Mexico, Pak Sergio yang adalah salah satu pelaku bisnis kuliner besar di Brisbane.

Bersama Pak Blessing, Ketua Persekutuan Warga Negara Nigeria di Queensland

Tak habis-habisnya saya bersyukur atas campur tangan Tuhan, melalui momen Bulan Doa Nasional Navina, Tuhan membukakan jalan sehingga saya bisa terhubung dengan komunitas setempat. Tolong doakan supaya keberadaan saya di Brisbane menjadi berkat, Janji Tuhan tergenapi, keturunan rohani muncul dan mendiami kota ini.

APEL Cambodia 2022

Dalam rangka acara Asia Pacific Emerging Leaders (APEL) yang berlangsung pada tanggal 12-15 Agustus 2022, beberapa kawan dari Indonesia berangkat menuju lokasi diĀ  Phnom Penh, Kamboja. Ada rombongan yang berangkat tanggal 10, ada juga yang berangkat tanggal 11.

Mungkin karena masih bertetangga dengan Indonesia banyak yang merasa suasananya mirip di Indonesia, orangnya juga ramah-ramah tetapi makannya unik-unik (balut, jangkrik dan laba-laba). Ditambah lagi banyak teman-teman kita yang ada di Kamboja, ada perasaan emosional dengan negara iniā€¦ terasa begitu dekat, rasanya seperti pindah pulau saja. Tetapi… tentu bahasanya yang sangat berbeda. šŸ™‚

Rombongan dari Navina dijemput oleh keluarga Suyatno dan berkesempatan menikmati makanan khas Indonesia di Restoran Bengawan Solo, milik keluarga Suyatno.

Kunjungan Tim Indonesia berlanjut ke Rumah Keluarga Channa. Findy dan Ratna sempat mengunjungi keluarga Chomroeun di Takeo (sekitar 2 jam dari Phnom Penh) dan menginap semalam disana. Ada kesempatan juga untuk melihat suasana pelayanan di Agape, bertemu Maher, adik-adik yang ditolong Chomreun, para pekerja di Agape. Setelah itu sempat bertemu dengan Keluarga Yoshua yang bekerja di Kamboja.

Berikut kesan-kesan tim Navina baik ketika di Kamboja maupun saat mengikuti APEL 2022:

Saya sangat bersyukur boleh melihat secara langsung pekerjaan Tuhan yang luar biasa melalui orang-orang.Ā  Ketulusan, kasih dan kehangatan yang saya nikmati dari keluarga pak Suyatno, keluarga bang Yoshua dari menjemput kami saat tiba di bandara, menjamu kami dengan luar biasa sampai mengantar kepulangan kami. Saya merasakan kasih yang tulus,Ā  itu yang membuat orang tertarik untuk menikmati kasih Tuhan. Ā Ketika saya melihat pelayanan di Kamboja saya melihat buah dari apa yang sudah ditabur bertahun-tahun oleh para pendahulu untuk negara Kamboja. Jika biji gandum tidak jatuh ke tanah dan mati tidak akan terjadi pertumbuhan.

Ratna

Saya sangat menikmati interaksi dengan semua orang yg ditemui, pertemuan dengan teman-teman dari negara lain selama acara APEL, terkhusus dengan kel Chana, kel pak Yatno-bu Silvi, kel bang Yoshua-kak Ika, kel Chomroeun dan anak cucu rohaninya, pekerja-pekerja di Agape (yg setiap pagi ikut renungan sekalipun ada yg belum percaya), Maher. Semuanya sangat menguatkan iman saya dan membuat saya makin memahami hati Allah bagiĀ  bangsa-bangsa, bagaimana Allah bekerja melalui teman-teman yg rela tinggal di Kamboja. Ada buah-buah pelayanan yg saya lihat dan ada bersama mereka selama di sana. Menikmati juga perjalanan PP dengan pak Setya dan bu List,Ā  juga saat menginap di rumah mereka, mereka sangat melayani saya.

Findy

Saya sangat terkesan dengan sesi-sesi dalam kelompok diskusi, di mana kami bisa saling berbagi sharing pribadi kami, keluarga dan bagaimana Tuhan memanggil kami.Ā  Banyak hal yang menyegarkan karena melihat bagaimana Tuhan hadir dan memanggil serta memilih kami.Ā  Bahkan menyertai kami sampai dengan saat ini untuk menyatakan kasih Tuhan kepada orang-orang lain.Ā  Walaupun masih belum selesai, tetapi cerita dari saudara-saudara ini sangat menguatkan, karena kuasa Tuhan yang nyata dalam setiap situasi, termasuk situasi yang sulit di dalam keluarga dan pelayanan.

Dalam kelompok diskusi ini juga kami sangat diberkati dan diperkaya dengan sharing pemahaman alkitab yang sudah kami persiapkan sebelumnya.Ā  Hal-hal yang disampaikan sangat dalam dan berasal dari sudut pandang yang berbeda-beda.Ā  Misalnya jika saya menjadi mentor Yusuf, pada waktu dia mengalami kesulitan – difitnah, dipenjara, dibenci saudaranya, apa yang bisa saya berikan nasehat pada Yusuf?Ā  Pada prinsipnya dalam membimbing orang adalah menolong dia untuk selalu memandang kepada Allah, bukan kepada kita sebagai mentornya.Ā  Hal lain adalah sangat penting untuk selalu menyadari kehadiran Allah dalam setiap situasi, peka dengan apa yang Allah mau kita lakukan.

Dalam diskusi informal, selama makan pagi, siang atau malam, atau selama waktu snack, banyak juga belajar dari teman-teman dari negara lain, misalnya tentang bagaimana memuridkan keluarga (anak-anak jasmani),  Gen 18:19  Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya.”   Dengan merenungkan ayat ini kita dipanggil Tuhan untuk mengarahkan anak-anak jasmani maupun rohani untuk hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan, supaya Tuhan memenuhi apa yang dijanjikan-Nya.

Dalam kelompok diskusi pilihan (affinity grup), kami juga menemukan bahwa kami mengalami beberapa kesulitan yang sama dalam pelayanan – misalnya memimpin di area di mana saya lemah.Ā  Mengapa Tuhan mengijinkan hal ini?Ā Ā  Karena Tuhan ingin membentuk karakter kita dan supaya kita melihat Siapa Tuhan dalam situasi yang sedang dihadapi.Ā  Pada akhirnya kita semakin mengenal Tuhan dan nama-Nya semakin dimuliakan.

Dalam sesi-sesi yang dibagikan juga saya sangat diberkati karena mengingatkan akan penting “Be Present: mentaly, spiritualy, phisically, emotionally”.   Sehingga kita bisa mewakili kehadiran Tuhan bagi orang-orang di sekitar kita dan memberkati mereka.

Teguh Widyatmoko

Hospitality Mas Yatno dan keluarga, dan Bang Yoshua dan keluarga bersama tim Kamboja dalam menerima dan menolong kami dari persiapan berangkat dan selama tinggal di Kamboja.

Makanan Kamboja yang unik, banyak sayuran mentah untuk lalapan dan sayuran yang dimasak dengan banyak rempah-rempah.

Transportasi yang unik dari tug-tug, sampai mobil-mobil mewah yang diparkir di dekat pasar tradisioanal dengan santai.

Menarik mengetahui harga bensin yang mencapai Rp 25.000,-/liter

Bangsa Kamboja tidak melupakan sejarah bangsanya yang sempat mengalami genosida sesama bangsanya sendiri pada masa Polpot sebagai pembelajaran sejarah.

Acara APEL yang sangat memberkati, belajar dari kehidupan Yeremia dalam melayani sekalipun menderita tetap setia sampai akhir,Ā  keseimbangan hidup dalam melayani dan keluarga, belajar dari teman-teman di APEL dalam pelayanan dan kehidupan mereka mengikut Kristus.

Menikmati pimpinan dan penyertaan Tuhan dalam perjalanan berangkat sampai kembali.

Dwi Herry

US-Africa-Navina Learning Together On Community

Tanggal 27 September hingga 4 Oktober 2022, grup dari Afrika dan US melakukan perjalanan ke Asia untuk melakukan pengamatan langsung dari kelompok-kelompok/komunitas lokal dan mereka dipimpin langsung oleh Pak Alan. Ada 6 pemimpin dari US, dan 4 pemimpin dari berbagai negara di Afrika. Tujuan mereka datang ke Asia adalah untuk belajar dari pengalaman regional Asia Pacific (khususnya Indonesia dan Malaysia), dimana pelayanan berbasis komunitas ini sudah mulai dibangun dari 20 tahun yang lalu. Mereka ingin belajar tentang komunitas yang misional, menskemakan prinsip-prinsipnya, dan nantinya bisa mempraktekkan di komunitasnya masing-masing. (Padahal kita yang masih perlu belajar banyak ya? hehe, red)

Selama perjalanan, mereka berkesempatan untuk mampir ke Indonesia beberapa hari. Kali ini mereka datang di Jakarta, bertemu/ekspos dengan komunitas lokal di 3 wilayah Jakarta (Jabodetabek tepatnya).

Mereka tiba hari Selasa sore dan malam, mereka beracara 1 hari di Hotel Aloft TB Simatupang, ditemani Pimp Navina. Hari Kamis dan Jumat, mereka menikmati persekutuan dengan komunitas lokal di wilayah Jakarta Barat (Sam, Rudy, dkk), Timur (Robet, Barce, dkk), dan Selatan (Guntara, Perkasa, dkk). Teman-teman dari Jakarta sangat senang bisa kedatangan para tamu dari US dan Afrika. Kita bisa bertukar pikiran, sharing satu dengan lainnya, bahkan kita juga bisa belajar dan menerima masukan untuk pengembangan-pengembangan injil di Indonesia.

Berikut ini beberapa kesan-kesan dari pertemuan yang singkat dengan tamu Afrika dan US tsb:

“Kami terkesan dengan 3 point rangkuman diskusi yang dicatat oleh Brad (tamu US) utk menjawab pertanyaan: “Apa yg membuat alumni dr kampus dapat tetap semangat melayani setelah ia lulus dari kampus ? Three things that help people labor for a lifetime… friends with a common vision, leaders to bring encouragement and focus, and occasional conferences for equipping”

Barce Simarmata

“Dari cerita-cerita yang mereka bagikan, saya menyadari bahwa setiap tempat (pelayanan) memiliki tantangannya tersendiri dan Allah turut bekerja di dalamnya. Bahkan dalam situasi sulit sekalipun selalu ada berkat dan pelajaran yang kita dapatkan. Bersyukur untuk kasih dalam komunitas di NavIna. Setiap komunitas saling terhubung dan melengkapi, tidak berjalan sendiri-sendiri, sehingga adanya keberlanjutan dan regenerasi (misal dari remaja, kemudian lanjut kuliah, alumni, hingga keluarga). Salah satu dari mereka bahkan berpendapat bahwa dia meyakini setiap negara mendapatkan kasih karunia Allah, namun untuk Indonesia dia menyebutnya ā€special graceā€ (Yoh 1:16). Inilah keunikan keluarga di dalam Allah. Ke mana pun kita pergi, siapa pun yang Allah izinkan untuk kita temui, kita selalu dapat menyambut atau pun disambut layaknya keluarga. Sungguh bersyukur untuk hal indah ini.”

Natasha

“Kami merasa beruntung ikut terlibat dalam kunjungan teman-teman AFUS ini. Di satu sisi, bisa mendengar sharing mereka tentang apa yang terjadi di pelayanan masing-masing di negaranya, … kami coba melakukan perbandingan apa yang harus kami antisipasi untuk kesinambungan regenarasi ke depan. Di sisi lain, pertemuan-pertemuan dengan mereka ini juga memberi kesempatan kami lebih memahami apa yg sdg terjadi dengan diri kami di Navina (evaluasi diri). Di tengah rasa syukur tapi juga good reminder tentang apa yang harusnya bisa kami lakukan dng lebih baikšŸ™
Adapun kejadian unik yang kami nikmati selama 2 hari ini:
1. Ketika secara spontan kami bisa ajak anak-anak dan pacar mereka untuk ngobrol-ngobrol dengan pak Alan & Chris. Berdoa bersama dan merenungkan keterlibatan Allah dalam case-case kehidupan Alan & Chris (case Ben & hal-hal lain).
2. Mengajak 3 teman naik MRT ke pusat kota (Grand Hyatt). Ini pengalaman yang menyenangkan bagi mereka karena ini kunjungan pertama ke Indonesia. Banyak senda gurau, canda dan perasaan kedekatan sebagai keluarga besar Navigator.”

Rudy

“Merasa terharu dengan kedatangan para pemimpin pelayanan dari US dan Afrika mengingat mereka perlu melihat perjalanan komunitas dan karakteristik integrasi pelayanan wilayah lokal. Kami sendiri seolah kurang menyadarinya tetapi dengan natural saling berhubungan dan saling melengkapi dalam pelayanan komunitas baik secara internal (alumni) maupun eksternal (menjangkau). Mereka juga heran dengan banyaknya teman-teman CIP yang memimpin pelayanan lokal didukung oleh sedikit GIP. Tentunya tidak mudah untuk para CIP dapat mengelola pelayanan lokal di tengah kesibukan dan permasalahan keseharian mereka. Peristiwa lucu juga terjadi ketika kita agak ragu-ragu untuk mengajak mereka jalan pagi bersama group pensiunan komplek Pesona Khayangan. Takut adanya kecurigaan terhadap orang asing, tetapi pada kenyataannya malah para pensiunan menyambut dengan gembira dan mengajak sarapan di salah satu rumah pensiunan dan memvideokannya dengan memberi salam selamat datang kepada para tamu.”

Guntara

Dan berikut adalah sedikit cuplikan keseruan selama 3 hari para tamu Afrika dan US di Jakarta.

Beberapa kesan dari tamu kita.

“I loved what I saw…communal, transformational, missional. In the US, our biggest challenge is being generational. Stay focused on spiritual generations! I’m so grateful for you all. I’m inspired. Your generosity was overwhelming. Thank you so much!”

B. Jonswold

We thank God for your hard work and sacrifices over the years and now we get to reap the benefits of your labour as a country & community: John 4:38 I sent you to harvest where you didnā€™t plant; others had already done the work, and now you will get to gather the harvest.ā€

C. Molupe

Thank you so much…, for your love and kindness, and those of the Indonesia Navina. You have really been a source of blessing for us, we pray that God opens ways for our ministry in our countries to reflect the blessing and grace of God, we have seen in Indonesia missional community ministry

P. Sonna

Thank you so much for taking care of me, felt like a child as all my cares were being taken care of.šŸ™šŸæ

A. Wasukira

Kita sangat bersyukur untuk kesempatan yang indah dan mahal ini. Mereka telah hadir dari jauh untuk memberkati kita. Semoga kita makin semangat.

Titus adalah temanku  yang bekerja bersama-sama dengan aku untuk kamu; saudara-saudara kami yang lain  itu adalah utusan jemaat-jemaat dan suatu kemuliaan bagi Kristus.

2 Korintus 8:23

Aku memandangnya, aku memperhatikannya, aku melihatnya dan menarik suatu pelajaran.

Ams 24:32Ā 

Perjalanan di Kamboja

oleh: Gloria Dwika

Setya & List mengunjungi Kamboja tanggal 5-12 April lalu. Ini adalah perjalanan pesawat pertama mereka setelah pandemi. Perjalanan terakhir mereka sebelum pandemi adalah ke Kamboja juga, Maret 2020.

Atas dorongan pak Herry mereka berangkatā€¦ meski situasi baik internal maupun eksternal tidaklah normal. Tetapi kelihatannya ini memang waktu yang tepat.

Kel Setya sempat satu malam menginap di desa (provinsi Takeo), 2-2,5 jam dari Phnom Penh (PP), desa tempat tinggal keluarga besar Chomroeun. Kebanyakan penduduk desa ini adalah keluarga/bersaudara (jauh).

Selain ke Takeo, kel Setya juga mengunjungi teman-teman yang kerja di pabrik matras (social enterprise) di Kampung Speu (provinsi lain lagi), 1,5-2 jam dari PP. Ada suasana kegembiraan di tengah tantangan-tantangan yang ada.

Tujuan utama kunjungan ini adalah bertemu dengan teman-teman Navs, teman-teman yang menjadi pondasi dan penggerak bagi keluarga Nav dan perluasan pekerjaan baik di Kamboja, baik teman-teman Kamboja maupun yang dari Indonesia dan US. Melalui pertemuan-pertemuan tersebut, baik pribadi, pasangan, maupun kelompok kecil, bisa didengarkan/didapatkan perasaan dan isi hati serta pemikiran-pemikiran ke depan, apa tantangan yang dirasakan, kesempatan apa yang terbuka, dukungan seperti apa yang diperlukan dari Navina maupun AP.

Juga ada kesempatan rally bersama dengan para relasi/jaringan hubungan dari berbagai tempat. Ada rasa senang berkumpul, lama gak berkumpul bersama karena pandemi, dan merasakan sebagai satu keluarga, keluarga Allah dengan suatu maksud yang indah bagi kebaikan Kamboja.

Ada beberapa foto view perjalanan dan Kamboja, bisa dilihat di link ini: foto-foto.

Berikut kesan beberapa rekan yang ditemui di Kamboja atas perjalanan ini.

Kedatangan mas Setya dan mbak List sangat membesarkan hati dan memberkati serta dukungan support dari Navina secara tidak langsung buat keluarga kami dan team NavCambodiaā€¦merasa lebih dekat hubungan kekeluargaan nyašŸ™šŸ˜ Kunjungan dan menginap dgn keluarga Indonesia dan keluarga Kamboja sangat efektif utk menjalin hubungan dan mengenal lebih dekat lagi šŸ™

Silvy Suyatno

Kunjungan pak Setya dan ibu List di Kamboja sangat memotivasi dan memberi semangat bagi kami. Mereka membagi waktu untuk mengunjungi satu persatu, itu adalah contoh yg baik dan bisa melihat relitasnya dari keluaga masing-masing. Bisa melihat Tuhan sedang berkerja dalam kehidupan orang-orang dengan cara yang sederhana. Contoh: mereka tinggal di rumah saya di desa semalam, mereka memotivasi dan kami dapat berkat, orang tua saya senang melayani mereka. Kami team NLT di Kamboja termotivasi dengan bagaimana teman-teman di Indonesia peduli dengan kami, siap menolong dan mendukung kami. Kami terus berjuang untuk Injil di Kamboja.

Chomroeun Nim

Greeting from Phnom Penh, Cambodia!
It was such a blessing to have Pak Setya and his wife visited us, the NavCamb (Navigator Cambodia). They served us with really a loving and caring heart, from individual to family and to group. We really enjoyed the time with them.

Ry Roeurn

Kami sekeluarga sangat terberkati & dikuatkan oleh kunjungan Mas Setya & Mbak List. Mereka adalah tamu pertama keluarga kami sejak COVID-19 dari luar Kamboja.  Teknologi seperti Zoom, WhatsApp, dan email memang sudah berhasil menolong & mempererat jalur komunikasi diantara teman & kerabat jauh. Namun melalui kunjungan ini, barulah saya menyadari bahwa ada banyak hal-hal yang tidak dapat tergantikan dari pertemuan-pertemuan offline atau fisik. Kami sudah beberapa kali bertemu via zoom dengan Mas Setya & Mbak List, tapi pertemuan fisik benar-benar memberkati. Kami menikmati saat-saat bersekutu bersama. Kami benar-benar merasa disegarkan dan dikuatkan kembali. Mas Setya & Mbak List menolong kami untuk semakin mempertajam panggilan kami sebagai keluarga & mengerti peran-peran apa yang sudah Allah siapkan bagi kami dalam pelayanan Nav di Kamboja. Salah satu berkat & pelajaran yang paling kami rasakan adalah tentang panggilan sebagai bagian dari Tubuh Kristus. Bahwa kita semua diciptakan unik dan kita semua memiliki peran spesial yang unik dalam tubuh Kristus. Kami juga memiliki peran spesifik yang Allah siapkan hanya untuk kami sekeluarga (Ef 2:10). Namun ada pula beberapa peran-peran yang tidak bisa kami lakukan dan disitulah kami membutuhkan peran/kontribusi teman-teman sepelayanan lainnya. Seperti bagaimana Tubuh Kristus seharusnya bekerja. Sekarang, kami sekeluarga merasa recharge dan bersemangat untuk kembali berbagi hidup & bersekutu bersama teman teman disini. Karena kami sendiri sudah merasakan dampaknya bagi kehidupan kami sendiri. Blessed to be a blessing. Terimakasih untuk teman2 Navina & TDN yang sudah mensupport pelayanan kunjungan Mas Setya & Mbak List. Terkadang kita meremehkan kehadiran seseorang, tapi “the ministry of presence” (kehadiran fisik) adalah salah satu pelayanan yang sering dipandang sebelah mata namun sebenarnya sangat berarti. Terimakasih.

Yoshua Situmorang

Kesan saya pribadi untuk Mas Setya dan Mbak List, mereka orangnya simple dan humoris juga. Kami sangat diberkati dengan kunjungan dan sharing bersama sambil menikmati berkat dan karya Tuhan. Walau dalam kondisi capek tapi masih juga berkunjung ke Kamboja untuk memberikan semangat dan dorongan buat kami-kami yang ada di Kamboja.

Yohanes Suyatno

Dukungan untuk pengembangan MK (pengembangan pemimpin/staf, penguatan pelayanan dan perluasan pelayanan ke provinsi lain): http://bit.ly/mk-0222. Terima kasih.