APEL Cambodia 2022

Dalam rangka acara Asia Pacific Emerging Leaders (APEL) yang berlangsung pada tanggal 12-15 Agustus 2022, beberapa kawan dari Indonesia berangkat menuju lokasi di  Phnom Penh, Kamboja. Ada rombongan yang berangkat tanggal 10, ada juga yang berangkat tanggal 11.

Mungkin karena masih bertetangga dengan Indonesia banyak yang merasa suasananya mirip di Indonesia, orangnya juga ramah-ramah tetapi makannya unik-unik (balut, jangkrik dan laba-laba). Ditambah lagi banyak teman-teman kita yang ada di Kamboja, ada perasaan emosional dengan negara ini… terasa begitu dekat, rasanya seperti pindah pulau saja. Tetapi… tentu bahasanya yang sangat berbeda. 🙂

Rombongan dari Navina dijemput oleh keluarga Suyatno dan berkesempatan menikmati makanan khas Indonesia di Restoran Bengawan Solo, milik keluarga Suyatno.

Kunjungan Tim Indonesia berlanjut ke Rumah Keluarga Channa. Findy dan Ratna sempat mengunjungi keluarga Chomroeun di Takeo (sekitar 2 jam dari Phnom Penh) dan menginap semalam disana. Ada kesempatan juga untuk melihat suasana pelayanan di Agape, bertemu Maher, adik-adik yang ditolong Chomreun, para pekerja di Agape. Setelah itu sempat bertemu dengan Keluarga Yoshua yang bekerja di Kamboja.

Berikut kesan-kesan tim Navina baik ketika di Kamboja maupun saat mengikuti APEL 2022:

Saya sangat bersyukur boleh melihat secara langsung pekerjaan Tuhan yang luar biasa melalui orang-orang.  Ketulusan, kasih dan kehangatan yang saya nikmati dari keluarga pak Suyatno, keluarga bang Yoshua dari menjemput kami saat tiba di bandara, menjamu kami dengan luar biasa sampai mengantar kepulangan kami. Saya merasakan kasih yang tulus,  itu yang membuat orang tertarik untuk menikmati kasih Tuhan.  Ketika saya melihat pelayanan di Kamboja saya melihat buah dari apa yang sudah ditabur bertahun-tahun oleh para pendahulu untuk negara Kamboja. Jika biji gandum tidak jatuh ke tanah dan mati tidak akan terjadi pertumbuhan.

Ratna

Saya sangat menikmati interaksi dengan semua orang yg ditemui, pertemuan dengan teman-teman dari negara lain selama acara APEL, terkhusus dengan kel Chana, kel pak Yatno-bu Silvi, kel bang Yoshua-kak Ika, kel Chomroeun dan anak cucu rohaninya, pekerja-pekerja di Agape (yg setiap pagi ikut renungan sekalipun ada yg belum percaya), Maher. Semuanya sangat menguatkan iman saya dan membuat saya makin memahami hati Allah bagi  bangsa-bangsa, bagaimana Allah bekerja melalui teman-teman yg rela tinggal di Kamboja. Ada buah-buah pelayanan yg saya lihat dan ada bersama mereka selama di sana. Menikmati juga perjalanan PP dengan pak Setya dan bu List,  juga saat menginap di rumah mereka, mereka sangat melayani saya.

Findy

Saya sangat terkesan dengan sesi-sesi dalam kelompok diskusi, di mana kami bisa saling berbagi sharing pribadi kami, keluarga dan bagaimana Tuhan memanggil kami.  Banyak hal yang menyegarkan karena melihat bagaimana Tuhan hadir dan memanggil serta memilih kami.  Bahkan menyertai kami sampai dengan saat ini untuk menyatakan kasih Tuhan kepada orang-orang lain.  Walaupun masih belum selesai, tetapi cerita dari saudara-saudara ini sangat menguatkan, karena kuasa Tuhan yang nyata dalam setiap situasi, termasuk situasi yang sulit di dalam keluarga dan pelayanan.

Dalam kelompok diskusi ini juga kami sangat diberkati dan diperkaya dengan sharing pemahaman alkitab yang sudah kami persiapkan sebelumnya.  Hal-hal yang disampaikan sangat dalam dan berasal dari sudut pandang yang berbeda-beda.  Misalnya jika saya menjadi mentor Yusuf, pada waktu dia mengalami kesulitan – difitnah, dipenjara, dibenci saudaranya, apa yang bisa saya berikan nasehat pada Yusuf?  Pada prinsipnya dalam membimbing orang adalah menolong dia untuk selalu memandang kepada Allah, bukan kepada kita sebagai mentornya.  Hal lain adalah sangat penting untuk selalu menyadari kehadiran Allah dalam setiap situasi, peka dengan apa yang Allah mau kita lakukan.

Dalam diskusi informal, selama makan pagi, siang atau malam, atau selama waktu snack, banyak juga belajar dari teman-teman dari negara lain, misalnya tentang bagaimana memuridkan keluarga (anak-anak jasmani),  Gen 18:19  Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya.”   Dengan merenungkan ayat ini kita dipanggil Tuhan untuk mengarahkan anak-anak jasmani maupun rohani untuk hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan, supaya Tuhan memenuhi apa yang dijanjikan-Nya.

Dalam kelompok diskusi pilihan (affinity grup), kami juga menemukan bahwa kami mengalami beberapa kesulitan yang sama dalam pelayanan – misalnya memimpin di area di mana saya lemah.  Mengapa Tuhan mengijinkan hal ini?   Karena Tuhan ingin membentuk karakter kita dan supaya kita melihat Siapa Tuhan dalam situasi yang sedang dihadapi.  Pada akhirnya kita semakin mengenal Tuhan dan nama-Nya semakin dimuliakan.

Dalam sesi-sesi yang dibagikan juga saya sangat diberkati karena mengingatkan akan penting “Be Present: mentaly, spiritualy, phisically, emotionally”.   Sehingga kita bisa mewakili kehadiran Tuhan bagi orang-orang di sekitar kita dan memberkati mereka.

Teguh Widyatmoko

Hospitality Mas Yatno dan keluarga, dan Bang Yoshua dan keluarga bersama tim Kamboja dalam menerima dan menolong kami dari persiapan berangkat dan selama tinggal di Kamboja.

Makanan Kamboja yang unik, banyak sayuran mentah untuk lalapan dan sayuran yang dimasak dengan banyak rempah-rempah.

Transportasi yang unik dari tug-tug, sampai mobil-mobil mewah yang diparkir di dekat pasar tradisioanal dengan santai.

Menarik mengetahui harga bensin yang mencapai Rp 25.000,-/liter

Bangsa Kamboja tidak melupakan sejarah bangsanya yang sempat mengalami genosida sesama bangsanya sendiri pada masa Polpot sebagai pembelajaran sejarah.

Acara APEL yang sangat memberkati, belajar dari kehidupan Yeremia dalam melayani sekalipun menderita tetap setia sampai akhir,  keseimbangan hidup dalam melayani dan keluarga, belajar dari teman-teman di APEL dalam pelayanan dan kehidupan mereka mengikut Kristus.

Menikmati pimpinan dan penyertaan Tuhan dalam perjalanan berangkat sampai kembali.

Dwi Herry