MENGOKOHKAN PATOK-PATOK DI PULAU-PULAU YANG SUNYI

Perjalanan Pelayanan Perintisan di Maluku Barat Daya

Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan, sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya.Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, sehingga, jika seandainya ada yang dapat menghitung debu tanah, keturunanmupun akan dapat dihitungjuga. Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab kepadamulah akan Kuberikan negeri itu.

Kejadian 13: 4-17

27 Oktober, Perjalanan dimulai

Bung Justi Bersama Bung Nus melakukan perjalanan laut menumpangi kapal Sabuk Nusantara 103 ke Pulau Babar berkat bantuan Bung Vano, ASN Dinas Perhubungan Saumlaki. Sangat bersyukur untuk kedaulatan Tuhan dan pertolongan-Nya yang mempertemukan kami dengan Bung Vano. Bung Vano menyebut Bung Justi sebagai konsultan, konsultan Kerajaan Allah, tempat kami berkonsultasi tentang hal Kerajaan Allah.

Dalam pemberitaan IKKA perlu melibatkan banyak orang, pelayanan akan lebih baik dan bergerak karena kontribusi banyak orang dan bukan satu orang saja.

28 Oktober, tiba di MBD

Setelah berlayar selama hampir sehari akhirnya kami memasuki wilayah MBD tampak pulau-pulau yang masih jauh dari pandangan mata.

Dengan mengimani Kejadian 13 ; 14-17Pandang dari tempat kau berdiri….. bersiap dan jalanilah‘, Yosua 1 : 3,5…setiap tempat yang di injak kakimu ku berikan kepadamu‘, dan Yesaya 54 : 2-3….pancangkan kokoh-kokoh patok-patok‘.

Kami memandang semua pulau itu dan berdoa agar Tuhan menggenapi janji-janji-Nya dan memberikan generasi-generasi pekerja rohani untuk menuai pulau-pulau itu.

Pulau Dawelor dan Pulau Dawera

Pintu masuk MBD melalui laut dari Saumlaki, dimana terlihat dua pulau yang mirip tapi berbeda.  Sebelah kiri adalah Pulau Dawelor (ada 3 kampung di dalamnya)  dan sebelah kanan adalah Pulau Dawera (ada tiga kamuong juga disitu).  Kedua pulau ini nampak seperi gunung batu yang gersang dan tandus tetapi ada jiwa-jiwa di dalamnya.

Selama di perjalanan kami mencoba membangun komunikasi dengan beberapa orang yaitu Bapak abner dari kampong Wiratan, pulau Dawelor,  yafet dari kampong Letmasa Pulau Dewara dan Tomi (alumni siswa dari bung Nus asal kampong Watawe) untuk menanyakan tentang kedua pulau tersebut.

Diperlukan inisiatif dan keberanian serta kepekaan akan tuntunan Tuhan untuk membangun hubungan agar mendapat informasi tentang suatu tempat yang akan di rintis.

Usahakan dan pastikan bahwa dalam penjangkauan satu orang atau satu tempat ada kontribusi dan investasi anda.

Pukul 09.00 WIT kapal tiba di Pelabuhan pertama, Desa Watewei Pulau Dawelor dan transit selama 1 jam kemudian Pukul 10.00 kapal menuju Desa Kroing di Pulau Babar dan tiba pukul 12.00 WIT transit selama 2 jam. Kami di jemput Bung Bobby untuk makan siang di rumahnya (Desa Letwurung) berdampingan dengan Desa Kroing

Sambil menikmati jamuan makan siang, kami mendiskusikan ulang rencana perjalanan ini. Semula kami akan singgah di Desa Tepa, namun  setelah mendapat info bahwa salah satu alumni di desa Marsela, Pulau Marsela tidak dapat bergabung di Tiakur, akhirnya kami (Justi, Nus dan Bobby) sepakat untuk berkunjung ke alumni tersebut karena sesuai rute kapal yang akan menuju Pulau Marsela.  Selesai makan siang, kami kembali ke kapal untuk melanjutkan perjalanan.

Perlu fleksibel dan terbuka serta peka untuk pimpinan Tuhan dalam setiap perjalanan

Setelah menempuh perjalanan laut selama 9 jam dari desa Kroing, Pukul 21.00 WIT kami tiba di pelabuhan Pulau Marsela. Kami melanjutkan perjalanan darat menuju Desa Marsela sekitar satu jam dengan menumpang mobil Pick up (mobil yang mengangkut Sembako dan barang lainnya milik masyarakat dari pelabuhan).

Di Desa Marsela tidak ada transportasi umum (mobil / motor-ojek) karena kondisi jalan raya yang tidak baik dan terjal serta berbatuan. Listrik (PLN) juga tidak ada di Pulau ini, kegelapan disepanjang perjalanan kami dari Pelabuhan.  Waktu beroperasi Listrik desa Pukul 18.00 – 22.00 WIT.

Rencana awal (sesuai dengan info) kami akan tinggal di desa ini s.d tanggal 30/10 sambil menunggu Jadwal Kapal tujuan Pulau Babar.  Namun setibanya di pelabuhan Pulau Marsela, informasi yang kami terima bahwa kapal tersebut ternyata akan tiba besok tanggal 29 Oktober, dengan demikian, besok pagi kami harus berangkat, karena jika tidak, kami akan tertahan disitu kurang lebih 2 minggu menunggu Jadwal kapal lainnya.  Jika perjalanan harus dengan jasa transportasi Speed boad, yang hanya ditumpangi oleh kami, akan butuh biaya yang sangat besar (sekitar 2- 3 juta). Ini adalah dinamika perjalanan di MBD dimana jadwal kapal kadang berubah secara tiba-tiba.

Akhirnya, setelah tiba di Pulau Masela  malam itu, kami sharing dengan keluarga alumni sampai pukul 03.00 WIT setelah berdoa Bersama, kami beristirahat sebentar.  Pukul 5.30 WIT kami bangun dan bersiap-siap untuk kembali menuju pelabuhan (menumpangi mobil pick up yang mengantarkan kami tadi dari Pelabuhan).

terima kasih Bu Uti dan Bu Nus atas kunjungannya, ini merupakan anugrah Tuhan  bagi keluarga kami,  terima kasih karena sudah berbagi banyak hal untuk mengingatkan dan menguatkan kami supaya tetap ada di jalan Tuhan.  Tuhan memberkati daam perjalanan selanjutnya.

usi Novi

Pentingnya memiliki persepsi tentang berharganya satu orang dimata Allah dalam penjangkauan satu tempat

Sepanjang diskusi dan sharing dengan keluarga Novi dan Doni, kami teringat orang Geraza yang kerasukan dan perempuan Samaria yang berjumpa Yesus, bagaimana dampak dari pertemuan mereka itu,  kami berdoa agar Tuhan pun memakai keluarga ini dan membuat mereka berdampak bagi orang, pulau dan kabupaten sekitar mereka.  Kami juga teringat Yesaya 43:4, karena satu orang yang berharga, Tuhan akan memberikan manusia dan bangsa-bangsa…kiranya itu di genapi atas keluarga ini

29 Oktober, Meninggalkan Pulau Marsela

Jadwal keberangkatan kapal dari Pulau Marsela Pukul 12.00 WIT, tetapi karena tidak ada alat transportasi selain mobil pick up tadi, kami memutuskan untuk berangkat lebih awal dari rumah keluarga alumni yang kami kunjungi, Pukul 07.00 WIT kami meninggalkan Desa Marsela menuju pelabuhan. Menikmati perjalanan laut di tengah-tengah penumpang dan bahan Sembako serta barang lainnya milik penumpang, kami lebih banyak berdiri (selama 3 jam) dalam perjalanan menuju Tepa.

Pukul 16.00 WIT, kami tiba di Desa Tepa, Pulau Babar Barat.Bung Bobby Bersama seorang teman sudah menunggu untuk kami berempat melanjutkan perjalanan dengan kendaraan motor yang mereka siapkan. Melakukan perjalanan menuju Desa Letwurung di Babar Timur untuk bertemu dengan Keluarga Bobby dan mengunjung beberapa alumni disana.

Di Tepa tidak ada transportasi umum. Jika menggunakan Jasa Ojek (Carter), biaya untuk sekali jalan dari Tepa-Letwurung bisa mencapai Rp 350.000,. Waktu tempuh dari Tepa ke Letwarung ialah selama 2 jam dengan kondisi jalan raya yang tidak baik serta masih dalam proses pergusuran, ini alasan mahalnya jasa sewa transportasi seperti diceritakan di atas. Pukul 18.00 WIT Kami tiba di desa Letwurung di rumah Bobby dan Lea, dan kami beristisahat.

30 Oktober, Mengunjungi alumni

Menempuh jalur darat dengan mengendarai motor, kami (Bung Justi, Nus dan Bobby) mengunjungi para alumni di Desa Manuweri.

Setelah sharing dan berdiskusi, kami menyampaikan rencana perjalanan selanjutnya dan kegiatan di Tiakur, Rany, Oya dan Stevy, merencanakan untuk ikut Bersama dengan kami ke Tiakur untuk bergabung dengan alumni lainnya dari pulau-pulau lain di MBD

31 Oktober, Bersekutu bersama Bobby dan Lea serta anak-anak mereka

1 November,  Meningglkan Letwurung menuju Tepa dan bermalam

Pukul 13.00 WIT dengan menyewa mobil Pick up (saya menyebut mobil ini Avansa di MBD), kami meninggalkan Usi Lea dan anak-anak di Letwurung menuju Tepa.  Di Tepa listrik menyala dari Pukul 18.00 – 06.00 WIT dan pada waktu listrik padam, komunikasi serta jaringan internet tidak dapat terkoneksi.

Di Tepa kami mengunjungi salah seorang alumni, Usi Nita Picauly (ada beberapa alumni lainnya, hanya kedatangan kami saat mereka sedang tidak di tempat tugas jadi kami tidak bisa bertemu). Mendengar apa yang dibagikan, dinamika yang dihadapi dan bagaimana perjuangannya untuk tetap melakukan panggilan. Kami membesarkan hati dan memberi semangat serta mendorongnya untuk tetap percaya dan berjalan bersama Tuhan yang sudah menempatkannya disitu dan berjanji menyertainya sampai kesudahan zaman. Mengakhir pertemuan ini dengan berdoa bersama.

mengunjungi Usi Nita Picauly di Tepa

2 November, Perjalanan menuju Pulau Moa

Melanjutkan perjalanan melalui jalur laut dengan KM Sabuk Nusantara 104 menuju Pulau Moa.  Kurang lebih 28 jam perjalanan dengan singgah  di beberapa pulau. Sambil berdiri memandang pulau-pulau yang kami lewati dengan mendoakan dan mengimani janji Tuhan dari Kej 13 supaya Tuhan memunculkan generasi pekerja rohani dari sana.

Esok hari (Pukul 15.30), kami tiba di Pelabuhan Moa dan melanjutkan ke Desa Tiakur, Ibu kota Kabupaten Maluku Barat Daya

Pelabuhan Moa

4 November, Menuju Pulau Leti

Jalan pagi bersama Bung Bobby, sambil sharing tentang Mengimani munculnya generasi pekerja rohani sesuai janji Allah, setelah tiba di Kampus, kami berdoa Bersama. Kemudian Kembali dan mempersiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan melalui jalur laut menuju Pulau Leti.

Para alumni yang dikunjungi di pulau Leti.

Bersyukur utk hikmat Tuhan bisa mendengar dan membesarkan hati mereka sambil Bung Nus (Pimsubreg 5.2) berbagi perkembangan dan apa yang sedang Allah kerjakan dalam Subreg 5.2 juga perencanaan ke depan.

makan siang bersama

Pukul 16.00 WIT kami kembali ke Moa dengan speed boad dan turun di pantai Tiakur. Tempat dimana dulu Yoseph kam  pertama kali tiba di Pulau Moa.

5 – 6 November, Mini  Retreat di Weet

5/11- 2022. Jam 12.00 kami menuju Desa Weet, untuk bersekutu selama 2 hari (5-6/11). Di Desa ini, Bung Jose Kerubun tinggal dan bekerja sebagai tenaga Guru (SMK).

Teman² alumni yang dapat hadir adalah yang mewakili : Pulau Moa ; Pulau Leti; Pulau Babar; Pulau Lakor dan Pulau Sermatang.

Sangat memuji Tuhan karena menjawab doa kita semua, sehingga menarik hati para alumni ini untuk sedia dan rela berkorban menggunakan kapal laut dan speed boad menuju Tiakur.

Topik yang dibagikan antara lain: Kasih yang tidak pernah berubah, Panggilan , Pentingnya Firman Tuhan dan Mari kita kerja

7 November, perjalanan ke Pulau Lakor

Dengan menumpang Mobil Pick Up, kami melakukan perjalanan menuju desa Moain..di bagian timur pulau Moa kemudian melanjutkan dengan motor laut yang biasa disebut Jolor oleh nasyarakat disana, menuju Pulau Lakor tempat tugas Bung Yansen Belseran.

Setibanya di pulau Lakor,  kami kemudian berpencar untuk mengunjungi jaringan alamiah dan kontak2 di Pulau Lakor.  Sementara saya di beri kesempatan Oleh Bung Yansen Balseran (Guru di Lakor yg pernah ke Bangladesh) mengunjungi para siswa di sekolahnya

Mendapat kesempatan berbagi dan memotivasi para siswa, bagaimana agar impian dan cita-cita mereka berhasil dengan bergantung kepada Tuhan sejak masa remaja. setelah itu mendoakan dan foto Bersama dengan mereka. (Gambar bawah ini)

Pukul 14.30 WIT, kami meninggalkan Pulau Lakor untuk kembali ke Tiakur, Pukul 17.00 WIT kami melanjutkan sharing dengan para guru dengan topik “ Guru, Profesi atau panggilan?”

Sebagai informasi, Hampir Sebagian besar alumni yang tersebar di MBD berprofesi sebagai tenaga Guru. 95% yang tergabung dalam persekutuan adalah Guru

sharing dengan para Guru

Setelah selesai persekutuan kami makan malam bersama dengan para pemimpin lokal dari setiap pulau sambil mendiskusikan langkah2 apa yang harus di lakukan ke depan (gambar di bawah).  Dan teman² MBD sepakat utk mengadakan Retreat di tahun 2023.

TANTANGAN

  1. Kondisi geografis yang terdiri dari pulau-pulau menjadi suatu kendala alumni untuk berkumpul, karena  selain faktor cuaca, juga jadwal kapal yang berubah-ubah sehingga sulit mengatur waktu.
  2. Listrik PLN yang beroperasi di waktu tertentu (Pukul 18.00 – 06.00) dan setelah itu padam, ini sangat mempengaruhi komunikasi juga akses internet karena jaringan yang tidak tersedia.
  3. Tidak adanya transportasi umum, karena salah satu faktor : kondisi jalan yang rusak
  4. Masih maraknya kuasa okultisme dan hal-hal yang berbau mistik

POKOK DOA

  1. Doakan setiap alumni yang tersebar di berbagai Pulau agar mereka tetap memiliki persekutuan pribadi dengan Tuhan dan tetap hidup dalam panggilan serta mengerjakan panggilan itu
  2. Doakan rencana mereka untuk melakukan retreat MBD di tahun 2023 , untuk Panitia dalam merencanakan acara tersebut
  3. Mendoakan agar Tuhan menggerakan pemerintah untuk memperhatikan dan membangun jalan-jalan, juga tower untuk internet serta merealisasi Listrik PLN yang sebagian instalasinya sudah ada tetapi belum berfungsi
  4. Doakan juga supaya ada penambahan armada tol laut di tahun depan sehingga memperlancar transportasi antar pulau
  5. Doakan Bung Jose Kerubun dan Tim dalam mengkoordinir dan menggembalakan para alumni yang ada disana

Terima kasih untuk kasih, doa, dukungan dan pemberian bapak, ibu dan semua saudara bagi kami sehingga perjalanan ini telah berlangsung dengan baik. Kiranya Tuhan yang empunyai pekerjaan ini memberkati kita semua untuk terus bergairah dan bersemangat untuk memajukan IKA dan memuridkan di antara yang terhilang sebelum Dia dating kembali.

Salam,

Tim MBD.

Atur Strategi, Alumni Muda Reg.1 Siap Beraksi.

Hari Minggu, 13 Maret 2022. Adalah hari dimana para penggerak alumni muda regional 1, menyatukan hati dan pikiran.

Bertukar rasa, ide dan gagasan. Tujuannya hanya 1, memajukan IKA di generasi muda. Agar tak jadi tumpul, namun menjadi runcing dan mengerucut. Karena generasi mudalah yang menjadi generasi penerus pekabaran injil.

Kami menyebutnya “the real life”. Yah, setelah lulus dari kuliah, dan mulai memasuki fase bekerja, tentu inilah yang akan menjadi tantangan baru setiap pribadi dari alumni. Kekuatan fondasi kerohanian di dalam Allah, menjadi tonggak utama.

Sang komandan, Tigor Boraspati, mengajak timnya, dari berbagai wilayah di regional 1, Joshua Tobing, Joshua Bonasuhul, Calvin Syatauw, Efer Koritelu, dan Abraham Widodo. Perkumpulan yang akan terus diadakan setiap bulan, bertujuan “membakar” kembali semangat generasi muda untuk terus mengabarkan injil di wilayahnya masing-masing.

Strategi demi strategi kita mulai siapkan, diantaranya :

  1. Kembalinya menghafal ayat, membuat fondasi kerohanian semakin kuat.
  2. Adanya support expose leader ke alumni.
  3. Ada juga tipe pola PA yang diterapkan, PA kelompok, dan PA pribadi (men to men)
  4. Komitmen belajar pemuridan yang terus dijaga.
  5. Dan mulai bergerilya mencari penggerak-penggerak baru di wilayah masing-masing.

Kiranya ini menjadi “estafet” penyebaran IKA, menjadi tanggung jawab untuk terus menjaga warisan Firman Allah, dan harapannya ke depan akan hadir anak-anak muda yang mau setia,sedia dan senang diajar. Dibentuk karakternya sesuai dengan pola dan design Allah.

Demikian juga orang-orang muda; nasihatilah mereka supaya mereka menguasai diri dalam segala hal dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu,”

Titus 2:6-7

Sumba Maret 2022

“Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab kepadamulah akan Kuberikan negeri itu.” Kejadian 13:17

Janji Tuhan diatas menjadi semangat untuk perjalanan penggembalaan kali ini ke pulau Sumba. Bu Justi dan Pak Djoni mewakili kita semua untuk ‘menyusuri jalan-jalan di pulau Sumba. Membangun simpul-simpul jaringan di Pulau Sumba.

Tujuan perjalanan ini adalah:

  • Mengunjungi dan bertemu dengan sebanyak mungkin teman-teman alumni di pulau Sumba.
  • Memberdayakan jaringan alumni yang ada sebagai cikal bakal mengembang ke kanan dan ke kiri.
  • Memotivasi untuk terbentuknya komunitas-komunitas dan penentuan pemimpin.
  • Memikirkan pengembangan komunitas.

Peta Perjalanan Penggembalaan Pulau Sumba 2-8 Maret 2022

Perjalanan Bu Justi dan Pak Djoni dimulai pada tanggal 2 Maret 2022. Kota pertama yang didatangi adalah Tambolaka yang berada di Sumba Barat Daya. Di kota ini ada beberapa keluarga yang di temui, yaitu: Bpk. Umbu Rihi Praing, Kel. Ibu Ester, dan Kel. Lende Umbu.

Kel. Ibu Ester
Kel. Umbu Rihi Praing
Kel. Lende Umbu Pati

Pada keesokan harinya perjalanan dilanjutkan ke kota Waikabubak. Di kota ini Pak Justi dan Pak Djoni bertemu dan berdiskusi dengan Kel Agung Umbu. Bersyukur juga untuk kesempatan bisa bertemu dengan Bpk B (orang latar belakang fokus, buah pelayanan Pak Agung). Ternyata ada rencana Allah bagi dia untuk membawa kabar baik ke keluarga besarnya. Sebelum Pak Justi dan Pak Djoni pergi dari Sumba, Bpk B menghubungkan dengan satu rekannya di Waingapu. Terjadi pelipatgandaan dalam beberapa hari.

Kel. Agung Umbu Diki

Setelah itu perjalanan dilanjutkan ke kota Waibakul, sekitar 1 jam dari Waikabubak. Di Waikabubak, Pak Djoni dan Bu Justi bersama dengan mas Agung Umbu Dicky mengujungi beberapa keluarga dan juga teman-teman alumni lainnya.

Pada hari Jumat, 4 Maret 2022 diadakan juga pertemuan dengan teman-teman alumni Sumba Barat hari Jumat, 4 Maret 2022.

Komunitas di Sumba Barat dan Sumba Barat Daya

Pada hari ini juga berkesempatan mengunjungi SMA Kristen Waikabubak, tempat istri Pak Agung  bekerja.

SMA Kristen Waikabubak. Siap di lakukan pemuridan di sekolah ini

Sabtu, 5 Maret 2022 Pak Djoni dan Bu Justi mengunjugi STTS GKS Lewa dan bertemu dengan Fina (Alumni Salatiga) yang mengajar sebagai dosen di STTS ini dan juga melayani para mahasiswa/wi dikampus ini.

Solfina dan Mahasiwa/i STT GKS Lewa

Pada hari Minggu, perjalanan dilanjutkan ke kota Waingapu. Ada sekitar 6 teman alumni Nav yag bisa bertemu dengan bu Justi dan pak Djoni, mereka adalah: Kel. Adi Papa Pandarangga, Yanus Laki Ama, Lusi, Femi dan Treisye (Ece).

Komunitas Alumni di Waingapu
Dengan Bung Adi Papa (Alumni Acara Latihan Kampus 2002) mendoakan Universitas Kristen Wira Wacana sambil mendiskusikan bagaimana mencapai kampus itu

Beberapa Alumni yang ada di Melolo adalah Norlin (alumni UPN Surabaya), Orsi dan Lusi (Alumni Kampus Bali) , kota sebelah Waingapu.

Lucy dan Keluarga
Norlin dan Keluarga

Beberapa hal praktis yang dilakukan sebagai tindak lanjut perjalanan penggembalaan ini adalah:

  • Pembentukan wa grup baik di Sumba Barat dan Sumba Barat Daya, STT GKS Lewa dan Sumba Timur demi menjaga kesatuan hati dan komunikasi diantara mereka.
  • Perlu tenaga guru untuk membantu agar guru dan siswa dapat ditolong, khusus untuk SMA Kristen Waikabubak yang sudah siap di muridkan untuk seluruh Guru-guru dan siswanya.
  • Komunitas Sumba Barat/Barat Daya akan mulai pertemuan perdana tanggal 20 Maret 2022.
  • Komunitas STT GKS Lewa akan mulai menjadwalkan Rally untuk menjadi sarana pemerlangkapan bagi mereka, akan dilakukan secara online mulai 2 minggu ke depan.
  • Alumni muda di Sumba Timur (wanita semua) akan mulai kumpul tanggal 20.
  • Mendorong para senior di Waingapu untuk menolong alumni muda yang belum bekerja.
  • Menyediakan rumah sebagai sekretariat di Waingapu untuk alumni muda tinggal, dari senin sampai jumat selain bekerja juga melayani kampus.  Sabtu minggu kembali ke rumah.
  • Perlu tenaga dosen untuk kampus Wira Wacana Waingapu.
  • Tim kepemimpinan Sumba adalah sbb:
    • Sumba Barat/Barat Daya : Agung Umbu Diki
    • STT GKS Lewa : Solfina
    • Sumba Timur : Adi Papa dan Yanus
  • Perlu kunjungan penggembalaan yang terencana dan teratur sesering mungkin (misalnya 6 bulan sekali atau satu tahun sekali) agar terus membangun mereka untuk menjadi komunitas yang stabil.
  • Usulan kami, perlu retreat seluruh sumba untuk membangkitkan kembali kasih mula-mula dan memanggil kembali semua alumni untuk menyatukan hati memajukan IKA dan menjangkau Sumba seluruhnya dan NTT.

Reuni Alumni di Sukoharjo

Pada 9 Januari 2022, telah berlangsung Acara Temu Reuni Alumni Nav di Kota Sukoharjo. Berlokasi di  Warung Makan Apung, Waduk Mulur, Sukoharjo. Warung ini milik orang M, kontak pelayanan Mas Yoyok yang sedang belajar mengenal Isa Almasih. Seperti Namanya, acara ini dihadiri oleh keluarga alumni-alumni Kota Solo, mengundang Pak Rudi MK dan Bu Kartin sebagai pembicara.

Suasana Reuni Alumni di Sukoharjo

Acara berlangsung seru, diisi dengan pujian, games yang mencairkan suasana, serta renungan Firman Tuhan yang sederhana dan lucu tetapi sangat menyentuh, menegur, dan memberkati yang hadir.

Kami belajar tentang keluarga-keluarga yang menjadi etalase Ilahi, bagaimana  Tuhan berkenan memakai kita yang lemah yang sudah ditebus Tuhan Yesus menjadi terang bagi Lingkungan. Menekankan perlunya kebersamaan untuk menjadi Komunitas yang erat sehingga dapat menjadi saluran berkat untuk Lingkungan.

Kesan Firman Tuhan dari Pak Joko Setyo

Bukan hanya orang dewasa, ada anak-anak yang ikut hadir. Mereka ditolong oleh Kak Ika, Chipo dan Tyas untuk bersekutu dan melakukan permainan dengan hadiah-hadiah menarik sehingga mereka juga dapat menikmati acara ini.

Kebersamaan anak-anak
Narasumber: Pak Joko Setyo Wahyadi