Seharum Bunga, Oktober 2014

Buletin Wanita, Edisi Oktober 2014

Redaksi

Teman-teman kekasih Tuhan Yesus,

Salam jumpa lagi melalui buletin ini. Kiranya kita senantiasa mengalami dan menikmati kasih kemurahan Allah dalam setiap situasi dan kondisi yang ada. Tetap memandang kepada Dia sebagai yang pertama dan utama.

Tema utama buletin kita kali ini adalah “Community” atau “Komunitas”, mengenai orang-orang dan interaksi…. Tema ini tetap merupakan bagian dari rangkaian edisi sebelumnya.

Pada edisi ini teman-teman dari Regional 1, Jakarta dan Sumatra, yang mengisi dengan berbagai pemahaman dan pengalaman mereka. Sungguh suatu kehormatan dan sukacita kita bisa belajar dan lebih mengenal beberapa di antara mereka.

Selain artikel yang berkaitan dengan tema utama, ada yang lain turut menyapa kita pada edisi ini. Salah satunya cara membuat kek singkong yang dikirim oleh Julie Ann Diaz dari Batam (kebetulan redaksi telah mencicipinya waktu ke Batam bulan September… enak sekali! J).

Tak jemu-jemu kami sampaikan bahwa kami tetap menunggu dengan senang hati berbagai tulisan dan artikel dari teman-teman. Saran, tanggapan, pertanyaan dari teman-teman pembaca yang setia juga akan kami terima dengan tangan dan hati terbuka. Tulisan dan artikel mohon dikirim ke: listiorinis@gmail.com.

Akhir kata, “selamat membaca”  dan kami doakan agar teman-teman mendapat berkat dari buletin ini. TUHAN MEMBERKATI KITA SEMUA.

Buah Itu Enak Loh Nak

(Ita Damanik)

Memiliki anak yang suka makan buah tentu membuat kita bahagia. Apalagi kita sangat tahu manfaat buah-buahan untuk kesehatan dan pentingnya buah-buahan untuk tumbuh kembang anak-anak.

Namun masalahnya tidak semua anak-anak suka dengan buah-buahan, bahkan mereka tidak mau menghabiskan buah-buahan yang sudah kita sajikan.

Sepenggal cerita bagaimana memperjuangkan anak kami bisa suka makan buah-buahan

Anak kami yang pertama dulunya adalah anak yang tidak suka buah-buahan.Buah potong atau dijus tidak ada yang dia suka. Berbagai jenis buah sudah di coba dan tidak satupun yang berhasil bahkan dengan membuat potongan yang menarik dan mencampur beberapa jenis dalam satu jus supaya menyesuaikan rasa yang paling disukai. Namun tetap saja harus dengan perjuangan dan pemaksaan setelah bujuk rayu sudah tidak berhasil.

Sampai pada suatu saat kami pergi liburan dan menginap beberapa hari di hotel. Setiap pagi saat sarapan saya selalu mengambil potongan buah di 2 mangkok. 1 mangkok untuk saya dan 1 satu mangkok lagi untuk anak-anak.Saya beritahu anak-anak kalo mau liburan kita lancar dan gak ada sakit maka kita setiap hari harus makan buah. Awalnya terpaksa sekali makan buah-buahan itu dan hanya sedikit dimakan namun menikmati liburan bersama menjadi dorongan awal. Besoknya saya tambah lagi porsi buahnya termasuk juga untuk saya sendiri. Hal ini berlanjut terus saat di rumah dengan porsi yang bertambah dimana anak-anak semakin menerima dan menyukai buah-buahan sebagai salah satu makanan wajib setiap hari.

Anak-anak yang belajar menikmati buah ternyata memberikan pelajaran yang sangat menarik bagi saya. Anak-anak membutuhkan keteladanan, mereka melihat saya bisa menikmati makan buah dan membuktikan kalau itu menyenangkan barulah diikuti. Kristus telah memberikan kita teladan dalam hidup di dunia ini dengan langsung berhadapan dengan berbagai masalah di dunia. Tuhan langsung memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari dan ini membuat semakin banyak orang menjadi percaya. Keteladanan merupakan pendekatan sangat efektif yang telah terbukti menunjukkan kasih Kristus pada generasi-generasi berikutnya. (Yohanes 13: 15 Sebab Aku telah memberikan suatu keteladanan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah kuperbnuat kepadamu)

Kesabaran merupakan pelajaran selanjutnya, dengan bersabar sedikit demi sedikit memberikan buah-buahan dalam beberapa waktu ternyata cukup berhasil daripada terlalu memaksakan dalam porsi besar. Dalam Bilangan 14:18 disebutkan kalau “Tuhan itu  panjang sabar dan kasih setia-Nya belimpah-limpah”. Seperti anak yang diajarkan makan buah dengan sabar, Tuhan juga panjang sabar dengan proses belajar kita untuk hidup dalam Dia bahkan bersabar dengan segenap pelanggaran yang kita lakukan.

Puji Tuhan akhirnya anak-anak bisa makan dan menikmati buah-buahan. Setiap hari buah adalah menu wajib untuk anak-anak di sekolah saat snack time dengan variasi buah-buahan yang berbeda supaya mereka tidak bosan juga disajikan berbentuk jus. Setiap hari juga kita terus belajar untuk menjadi teladan bagi anak-anak kita dan berusaha untuk bersabar dalam proses mereka dalam pertumbuhan. Proses belajar di dalam keluarga memberikan latihan-latihan yang baik bagi kita untuk menerapkannya di keluarga besar dan lingkungan sekitar.

Ayo kita ajak anak-anak kita untuk suka makan buah-buahan sambil belajar untuk menjadi teladan dan orang yang sabar. Mungkin susah pada awalnya tapi dengan kesabaran yang ekstra anak-anak akan mulai suka makan buah-buahan. Selain itu kita harus memberi contoh kalau kita orangtua mereka juga suka makan buah-buahan sebelum menyuruh anak-anak untuk suka makan buah-buahan.

Sebuah Kebutuhan

Erna Tarigan

Sering kita dengar kalimat bahwa manusia adalah makhluk sosial yang keberadaannya tidak bisa lepas dari kehadiran dan kebersamaan dengan orang lain. Ada banyak contoh bagaimana bentuk kebersamaan itu bisa dijalani. Akhir-akhir ini yang sering kita jalani adalah bentuk kebersamaan dalam sebuah komunitas.

Komunitas terbentuk didasari oleh banyak hal, antara lain adalah minat dan jarak tempat tinggal. Bagi saya sendiri hidup dalam suatu komunitas itu merupakan sebuah kebutuhan.

Akan tetapi kata komunitas sendiri kini cenderung menjadi sempit, yaitu menjadi hanya bentuk kebersamaan bagi orang-orang yang cenderung dalam lingkaran yang sama. Perlu diwaspadai agar pemikiran itu tidak kemudian menjadi sempit secara eksklusif. Lebih bahaya lagi bila sifat eksklusif itu terlihat mencolok secara kasat mata. Bila demikian, jangan-jangan sebuah komunitas tidak lagi menjadi berkat.

Alangkah baiknya kalau kita juga berani menyeberang ke dalam komunitas yang di dalamnya bukanlah hanya orang dalam lingkaran yang sama. Dengan begitu kita bisa membagi hidup dengan mereka dan menularkan kasih kepada mereka. Menularkan berarti hal yang kita tularkan itu menyebar, bukan hanya dari seorang kepada orang lain lalu berhenti. Menularkan berarti orang yang kita tularkan kasih itu juga menularkan kasih tersebut kepada orang lain dan demikian seterusnya.

Sebagai seorang ibu rumah tangga saya punya kesempatan melakukan hal itu dalam komunitas saya. Bahkan terkadang komunitas yang di dalamnya bukan orang-orang yang seiman justru menunjukkan perhatian yang saya tidak sangka.

Keseharian saya tidaklah jauh dari mengerjakan urusan rumah dan menjemput anak pulang sekolah. Dengan demikian aktivitas saya banyak bergaul dengan ibu-ibu di sekolah. Beberapa tahun lalu saat anak saya masih duduk di TK (kebetulan dia bersekolah di TK umum), setiap hari saya bertemu dan mengobrol dengan para penjemput, baik itu ibu-ibu maupun para asisten rumah tangga yang memang bukanlah termasuk kategori dalam “lingkaran sama” akan sebuah komunitas yang selama ini kita jalani.

Bertemu setiap hari membuat saya akrab dengan mereka dan masing-masing mulai terbuka dengan hidup mereka.  Maka, terbentuklah sebuah komunitas itu.

Dari semua ini hanya saya yang Kristen dan mereka tahu itu. Saya merasa saya bisa menunjukkan siapa saya di tengah-tengah mereka tanpa terasa risih. Itu saya tunjukkan bukan secara frontal tetapi lewat sikap hidup yang saya tunjukkan. Saat mereka berbagi masalah bagian saya adalah mendengarkan dan sedikit membagikan bahwa kunci dari setiap persoalan yang dihadapi adalah doa. Jika kita berdoa walaupun caranya berbeda tapi akan membuat kita lega. Dengan sikap yang tulus yang saya berikan, itu membuat mereka merasa nyaman bergaul dengan saya.

Saat keberadaan saya di komunitas yang tidak seiman, saya melihat ada kasih yang tercipta dengan tulus. Hal ini terjadi ketika saya terkena sakit typhus sehingga harus bedrest selama dua minggu di rumah. Teman-teman saya datang beramai-ramai menjenguk ke rumah dengan membawa buah tangan yang cukup banyak. Saya terharu sekali karena saya melihat ketulusan persahabatan yang mereka tunjukkan kepada saya sebagai wujud kasih mereka. Selama dua minggu saya sakit mereka bergantian mengantar anak saya pulang ke rumah. Hal ini membuat saya meras bahwa kita dapat menjadi bekat di manapun kita berada walaupun dalam komunitas yang bukan seiman.

Dan yang paling utama adalah keberadaan kita di tengah komunitas bukan hanya memberikan kasih, namun juga memastikan orang lain di komunitas itu menyebarkan kembali kasih yang mereka terima.

Komunitas

Ria Munthe

Puji Tuhan untuk kesempatan yang diberikan kepada saya, untuk lebih banyak merenungkan tentang “komunitas” saya saat ini.

Nama saya Hotria Sophia Sonatha Munthe, saya lebih suka pake nama Ria Munthe. Saya masih single, sekarang tinggal di Medan dan bekerja sebagai marketing asuransi.

Tahun 2002 saya hijrah ke jogja dan mengenal satu komunitas unik yaitu Para Navigator yang menjadi keluarga dekat saya saat ini. Dan mungkin satu-satunya komunitas saya. Ketika Saya belajar banyak tentang ditolong dan menolong. Saya bukan orang yang gampang melakukan hal itu, mungkin untuk menolong lumayan bisa tapi kalo minta tolong rasanya sungkan dan tidak enak hati. Ketika tinggal di RTB (Rumah Tinggal Bersama) hal itu banyak sekali di latih sehingga pada akhirnya teman-teman menjadi sangat dekat seperti keluarga, adik atau kakak atau bahkan seperti orang tua sendiri dan itu sangat nyata. Itu awal saya sangat nyaman dengan komunitas Navigator yang juga memperkenalkan Kristus secara Nyata kepada saya bukan hanya teori saja. Saya mulai terbiasa dengan hal itu. Dan saya sangat suka akan hal itu sampai sekarang

Satu hal yang saya pegang teguh tentang komunitas adalah bahwa komunitas yang benar akan sangat menolong saya di dalam iman kepada Kristus dan menolong orang lain lagi. Seperti dalam Ibrani 10:24-25 “dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling menolong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita seperti di biasakan beberapa orang tetapi saling menasehati dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yag mendekat.

Tahun 2011 kakak saya sakit dan operasi beberapa kali sampai asuransinya habis limit dan kami tidak boleh keluar dari rumah sakit kalo tidak ada uang, jumlah uang yang di minta besar sekali dan itu di beritahu pada saat akan keluar RS. Saya meng SMS beberapa orang dalam komunitas untuk mendoakan kami dalam situasi itu, karena saya sendiri sudah tidak tahu cara berdoa saat itu. Dan satu orang yang saya sms itu merespon dan berkata akan meminjamkan kami uang. Allah menolong kami melalui komunitas. Pernah juga kakak saya (kakak yg sama) sakit lagi dan di semarang, kami di medan. Dan sakitnya lumayan parah jd saya minta tolong waktu itu kepada mas Rudi untuk melihat kakak saya, dan mereka beserta teman-teman di semarang menolong dan menjaga kakak saya di rumah sakit sampai saya dan mamak ke sana. Sampai akhirnya kakak meninggal di solo dan teman-teman disolo banyak menolong kami. Keluarga Navigator medan juga banyak sekali menolong kami, tidak hanya doa tp materi juga.Saya sangat terharu dengan komunitas ini sampai sekarang. Banyak kasih yang saya dapatkan melalui komunitas para navigator yang membuat saya dapat melihat Allah dengan Nyata walaupun secara fisik saya dulunya tidak mengenal mereka. Tau mereka karena komunitas ini. Terimakasih saudara-saudara. Amsal 17:17 “Seorang sahabat menaruh Kasih setiap saat seperti saudara daalam kesesakan”. Sungguh-sungguh nyata buat saya.

Di  Medan saya ikut dengan kelompok PA alumni Single Wanita, walau untuk intensitas ketemu PA  hanya 1 kali dalam sebulan tapi sangat menolong dan saling menguatkan, kami jadi teman dekat walau usia berbeda-beda. Juga berada di Pelayanan Kampus yang menolong Mahasiswa/i di kampus di kota medan mengenal Kristus dan memiliki Komunitas Kasih Karunia.

Tuhan Yesus Membuat Hidupku Indah

Sara Silalahi

…tangan Tuhan sedang merenda suatu karya yang Agung Mulia,…saatnya kan tiba nanti, kau lihat Pelangi KasihNya…lirik lagu tersebut suka terngiang di dalam diriku. Aku tahu pasti Tuhan yang taruh itu dihatiku.

Setiap saat jika aku merenungkan hidup yang Tuhan beri untukku begitu indah. Aku bungsu dari tujuh bersaudara,dibesarkan dalam kondisi yang Tuhan cukupkan snantiasa kebutuhan kami…tidak berkelimpahan,tetapi juga tidak kekurangan.  Hal ini mengingatkan aku akan  doa  Jend. Mac Arthur untuk anaknya, yang belakangan aku sadari bahwa doa tersebut didasari oleh pemahaman akan Firman Tuhan dari kitab Amsal 30:7-9: “Jangan berikan kepadaku kemiskinan dan kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa Tuhan itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.” Seperti itulah hidup yang kurasakan selama aku dibesarkan oleh kedua orang tuaku hingga saat ini.

Sebagai bungsu, aku kenyang dengan perhatian dan kasih sayang dari keluargaku, dengan tiga orang kakak perempuan dan tiga orang kakak laki-laki, dari mulai pujian dan wejangan pasti kudapatkan. Bersyukurnya, sebagai anak ketujuh, maka orang tuaku sudah belajar dari mendidik keenam orang anaknya terlebih dahulu,sehingga aku dapat merasakan didikan yang terbaik. Walau menurut kakak2ku aku dimanjakan, tetapi justru karena melihat teladan orang tua dan kakak2ku, aku berusaha untuk tidak manja dan ingin mandiri. Selepas kuliah, saat bapak sudah mulai pensiun,aku segera ingin bekerja agar tidak menyusahkan keluarga. Puji Tuhan, aku dapat proyek Tugas Akhir sambil bekerja di suatu perusahaan penerbangan milik negara.

Mungkin, karena aku sangat menikmati perhatian dan kasih sayang dari keluarga, aku susah menentukan pilihan untuk jodohku, sehing ga telat berumah tangga. Teman2 sering mengatakan bahwa kriteriaku terlalu tinggi, sehingga susah memperoleh jodoh. Tapi aku tidak pernah menyesalinya, karena puji Tuhan, dari kelima kriteria terhadap calon pasangan hidup yang pernah kutulis di buku harianku, semua terpenuhi, takut akan Tuhan yang terutama dan bertanggung jawab. Tuhan pertemukan aku dengan Somba Morialdo Siadari, yang merupakan teman seangkatan abangku di kampus.

Pernikahanku dengan bang Mori (panggilan suamiku) berumur 4 tahun 3 bulan 5 hari, karena setelah Tuhan menganugerahi kami dengan kehadiran Kevin Vincenzo Siadari, ternyata Tuhan sudah menyiapkan rumahnya di surga. Melalui penyakit stroke di batang otak, yang prosesnya begitu cepat, tanpa melalui sakit penyakit yang berkepanjangan, 6 hari coma di ICU, papa Mori-panggilan putraku untuk papanya kembali ke pangkuan Bapa di surga. Putraku masih belum genap berusia 3 tahun saat itu.

Melalui berbagai proses yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidupku, aku menyadari bahwa Dia senantiasa persiapkan aku untuk melalui berbagai hal. Saat aku kuliah di Bandung, Tuhan ijinkan aku untuk diperkenalkan dengan lingkungan persekutuan Navigator, yang secara intens dibimbing oleh kak Dila-kakak pembimbing PA yang sangat perhatian padaku, sehingga walau aku dalam perantauan aku tetap merasakan ada kakak perempuan yang memperhatikan dan membimbing dalam iman. Saat lulus kuliah, pergumulan dalam pekerjaan serta proses menemukan teman hidup, Tuhan persatukan aku dengan lingkungan persekutuan ACM-Aviation Community Ministry dan banyak digembleng dalam pemahaman Firman Tuhan oleh Ev. Capt.Zifky Priatelna bersama rekan-rekan ACM lainnya. Setelah berumah tangga,Tuhan persatukan lagi dengan kakak pembimbing PA-ku saat kuliah, kak Dila melalui persekutuan pasutri Berea, yang dibimbing oleh Bang Edu dan kak Indah serta banyak pelayan2 Navigator lainnya. Almarhum suamiku senantiasa menyampaikan padaku betapa berartinya lingkungan persekutuan Navigator yang banyak menggembleng dia juga dari mulai kuliah sampai dengan bekerja serta berumah tangga.

Gereja tempat kami beribadah setiap hari Minggu yang berlokasi dekat dengan tempat tinggal kami, GKI Kota Wisata juga banyak memberikan perhatian dan pelayanan saat suamiku dipanggil Tuhan sampai dengan saat ini juga. Bahkan setiap saat aku dan Kevin berkunjung ke Bandung (kakak perempuanku nomer dua dan abangku nomer enam berdomisili di Bandung) senantiasa dikuatkan dan diperhatikan oleh teman-teman Navigator, yang merupakan sohibku saat SMA (yang ternyata sohib alm suamiku juga di Navigator Bandung), Sondang Siregar dan rekan-rekan lainnya.

Kami bersyukur aku dan putraku senantiasa dilimpahi kasih sayang sejak kepergian papa Kevin. Saat ini kami senantiasa didampingi oleh kedua orang tuaku yang sudah sepuh, bapak 81 th,mama 79 th. Seperti Tuhan katakan dalam kitab Mazmur 90:10, Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap. Seperti itulah saat ini Tuhan ijinkan kondisi mama yang mengalami osteoporosis dan patah tulang belakang di dua segmen. Bagian kami keturunannya adalah mendampingi orang tua kami dan memohon hikmat Tuhan untuk mendapatkan pertolongan baik secara rohani maupun medis serta dukungan dari kami keluarganya sehingga mama tetap dapat menikmati masa tuanya, seperti di kitab Yesaya 46 ayat 4: Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu… Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.

Itulah hidup yang indah kurasakan dan kunikmati bersama Tuhan Yesus, kiranya Tuhan memberkati kita semua melalui kesaksian ini.

Banyak Hal Telah Berubah

Christiana “Wita” Purwitasari

Komunitas yang saya masih cukup aktif sejak kuliah sampai dengan saat ini yaitu selama 28 tahun adalah Navigator. Sejak saya menikah saya tergabung dengan kelompok PA Jakarta Selatan, dimana kami PA sebulan sekali. Komunitas lain adalah gereja, karena sejak umur 2 tahun sampai sekarang saya bergereja yang sama dengan orang tua. Komunitas lain adalah di kantor sewaktu saya masih kerja selama 20 tahun. Sekarang setelah saya pensiun dini, gereja lah komunitas yang sering saya ikuti.

Bersyukur sejak saya ikut komunitas navigator banyak hal telah berubah dalam hidup saya, termasuk tujuan hidup saya. Dasarnya adalah Filipi 1: 21 Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tujuan hidup saya sejak lulus kuliah adalah menghadirkan Injil Kerajaan Allah dimanapun saya berada. Berusaha menjadi garam dan terang dunia di lingkungan sekitar saya. Komunitas ini banyak menolong dan memperlengkapi saya dalam menghadapi pergumulan-pergumulan hidup di tengah keluarga, lingkungan, studi dan pekerjaan.

Sewaktu bekerja di komunitas kantor setiap hari itu sejak jam 7 pagi sd 4 sore, saya berusaha untuk bekerja tekun, taat pada atasan dll bekerja baik. Pergumulan saya di kantor adalah saya punya atasan yang sejak tahun 1992-1995 sering mem-bully saya. Menghina, membentak-bentak dan melecehkan saya bahkan sering dihadapan staff lain. Saya sering nangis di wc. Kalau tidak karena saat teduhsaya setiap hari dan kasih karunia Tuhan saya tidak kuat. Saya sering putus asa, tapi Tuhan selalu menolong saya pada saat yang tepat.Tahun 1999-2003, saya bertemu kembali dengan Bos saya itu yang mem-bully saya. Tetapi kali itu saya lebih tegar sehingga saat dia menyakiti saya, hanya masuk kuping kiri keluar kuping kanan dan saya tidak pernah mendapat apresiasi atau di promosi oleh beliau atas hasil kerja saya. Saya tidak memasukkannya di hati. Teman saya yang kristen juga heran kok saya tidak dendam kepada Bos itu. Saya bagikan ke dia prinsip saya bahwa terhadap Bos yang bengis pun kita harus melayani dengan baik. Padahal Bos saya itu ke gereja juga. Agama nya pun sama dengan saya. Tuhan selalu mengingatkan saya untuk mendoakan dia.

Di komunitas gereja, saya sudah menjadi guru sekolah minggu sejak 1992. Tujuan saya mengajar adalah bahwa kerinduan saya semua anak sekolah minggu itu percaya dan menerima Tuhan Yesus sejak kecil, sejak balita. Saya selalu menceritakan Tuhan Yesus dan kebaikan serta mukjizat nya dan yang penting adalah pengorbananNya di kayu salib untuk menebus dosa manusia, sehingga murid-murid saya bisa menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya. Kebahagiaan saya adalah kalau mereka yakin dan percaya masuk surga karena percaya kepada Yesus.  Kegiatan mengajar sekolah minggu berkurang sejak saya ditunjuk menjadi majelis tahun 2012 – saat ini. Salah satu pergumulan saya saat ini adalah ketika melakukan percakapan pastoral dengan peserta katekisasi setelah 6 bulan mereka mengikuti masa katekisasi, ternyata tidak semua murid mengakui dan percaya kepada Yesus sebagai juruselamatnya padahal sudah siap di Baptis Sidi atau Baptis Dewasa.  Pergumulan lain adalah bagaimana menghadirkan suasana Kerajaan Allah di tengah-tengah jemaat gereja kami yang tanpa sadar masih sering mengutamakan ritual atau kegiatan-kegiatan rohani dan bukan pada perubahan perilaku sehari-hari yang seperti Kristus kehendaki. Saya sendiri juga masih terus belajar untuk hal itu dan Tuhan Yesus sering mengingatkan saya untuk tidak sedih dan kesal dengan fakta yang ada, dan Dia mengingatkan saya untuk fokus hanya pada Dia dan bukan kepada manusianya.

Selain pelayanan tugas-tugas kemajelisan gereja, saat ini, saya juga melayani beberapa wanita di gereja kami, yang mau saya ajak PA (Pemahaman Alkitab). Sering saya melihat mukjizat dan kebaikan Tuhan pada jemaat-jemaat kami tersebut.  Ada orang Kristen yang masuk Islam, dikuasai roh jahat dan kembali ke gereja, saya layani khusus dan mau saya ajak PA.  Ada gadis-gadis yatim piatu yang bergumul tentang teman hidup, pekerjaan dan ada roh jahat yang mengganggu. Ada orang yang hampir bercerai tetapi tidak jadi bercerai juga hanya karena kebaikan Tuhan. Suami saya sangat membantu saya melayani beberapa jemaat yang membutuhkan perhatian khusus, karena saya tidak mungkin mengajak bapak-bapak ikut PA saya.  Tetapi ada juga jemaat yang mau cerai dan kami tawarkan pertolongan tetapi mereka menolak dan akhirnya bercerai. Saya merasa bersalah juga. Tetapi Tuhan menghibur saya bahwa pilihan ada di tangan mereka. Saya tidak bisa memaksakan kehendak kepada orang-orang yang memang tidak mau dilayani. Tuhan selalu mengingatkan saya untuk mendoakan mereka, memberi mereka perhatian, mengunjungi mereka baik sedang sakit atau sehat. Memberikan bantuan kepada mereka di saat mereka membutuhkan bantuan dan pertolongan.

Begitulah sedikit sharing cerita kegiatan dan pergumulan saya di komunitas yang saya ikuti sekarang, dan mohon kesediaan teman-teman untuk mengingat saya dalam doa teman-teman supaya saya terus menjadi seperti yang Kristus inginkan.

Komunitas Rawamangun

Yudit Liske Kadang

Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya (Amsal 27:17)

Tak terasa sudah 3 tahun komunitas Pemahaman Alkitab (PA) rawamangun terbentuk. Komunitas kami ini berdiri sejak tahun 2011, mall Arion rawangun menjadi saksi awal terbentuknya komunitas ini. Kami bersepakat untuk mengadakan pertemuan sebulan sekali. Pertemuan kami setelah pulang kerja di mall atrium senen, diawali dengan obrolan-obrolan seru mengenai kehidupan masing-masing diselingi dengan canda tawa yang menghebohkan. Kami belajar untuk saling mendengarkan dan memberi nasehat. Bahan Pemahaman Alkitab (PA) yang kami gunakan berupa buku rohani yang kami bahas per bab. Tempat favorit kami di Solaria, dan sering kali, pertemuan kami bubar menjelang mall akan ditutup. Belakangan semakin banyak anggota kami yang tidak bisa datang, apabila pertemuan diadakan setelah pulang kerja. Pertemuan yang kami adakan bergeser menjadi hari sabtu atau minggu di mall kelapa gading. Waktu pertemuan kami menjadi semakin lama dan seru.

Pertemuan lainnya biasa juga kami adakan di warung roti bakar diseputaran pulomas, seru sekali bisa menikmati intel (indomi telor), roti bakar dan wedang jahe, sambil ngobrol bercanda tawa, diiringi bunyi tepokan nyamuk. Persahabatan diantara kami menjadi semakin erat.

Pengalaman yang tak terlupakan bersama komunitas ini adalah penghiburan luar biasa yang diberikan’ ketika saya mengalami kedukaan oleh kepergian ayah tercinta. Acara penghiburan yang diberikan komunitas rawamangun beserta komunitas navigator sigle, memberi saya kekuatan untuk menerima keadaan ini. 

Semoga komunitas kami ini tetap kompak dalam persahabatan yang erat, dan terus dipenuhi keinginan untuk belajar akan firman Tuhan…

Permata Hati Allah

Agnes A. Wibawati

Ketika menerima tawaran menjadi marketing Rumah Sakit, saya sangat antusias, karena itulah dunia yang selama ini saya jalani sekaligus wadah aktualisasi diri. Dengan berjalannya waktu, kesibukan menjadi marketing yang sangat menyita waktu membuat saya sering merenung. Sepertinya tidak ada waktu lagi untuk mengunjungi dan memperhatikan teman- teman PA, merencanakan rally….Kesibukan yang sama juga dialami suami saya, jadwal prakteknya yang padat, hampir setiap hari baru selesai jam 21.00.

Doa kami 7 tahun yang lalu ketika pindah ke Lampung, menyediakan hati dan hidup untuk dipakai Allah. Jawaban Allah sungguh luar biasa. Allah kirimkan jiwa- jiwa kepada kami. Dengan kesibukan yang kami jalani, suami mendorong untuk memikirkan kembali pekerjaan sebagai marketing supaya bisa mempunyai waktu memperhatikan jiwa- jiwa yang telah Allah kirimkan kepada kami.

Awal Juni, mbak Siwi memberi informasi retreat Woman Gathering tanggal 27-29 Juni 2014 di Salatiga. Ijin dari suami mengikuti acara tersebut menjadi suka cita tersendiri. Rasanya saya memang perlu waktu pergi sejenak dari semua kesibukan, perlu waktu bersama Allah yang tidak diganggu oleh telephon Client Rumah Sakit. Saya benar-benar ingin mendapat jawaban dan peneguhan dari Allah sendiri sehubungan dengan permintaan suami untuk meninggalkan dunia marketing, dunia yang membuat saya bangga jika mendapat kontrak kerjasama dengan client, dunia dimana saya bisa mengaktualisasikan diri.

Materi yang disampaikan ibu Febe mengetuk hati saya yang paling dalam. Jawaban Allah sangat jelas, Allah sendiri yang meneguhkan hati saya.

1 Petrus 2: 5 “ dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah “

Dua hari merenungkan ayat tersebut, menanyakan langsung kepada Allah, diteguhkan Allah dengan jelas. Akhirnya saya menjawab: inilah aku Allah, siap menjadi batu hidup untuk pembangunan rumah rohani, siap menjadi “marketing”  Allah.

Community?

Melany Panjaitan Siregar

Community?

I think that something I really adore.

Teringat beberapa waktu lalu seorang rekan dekat menghubungiku dan curhat tentang hubungannya dengan mertua. Ternyata sebagai orang tua mereka menginginkan anak-anaknya yang hidup merantau ini bisa terlibat dalam suatu komunitas. Namun mereka merasa pemikiran itu aneh sekali, what for…? Kami sudah punya banyak teman, kami tak suka terikat suatu perkumpulan, sangat menyita waktu, kami berdua adalah pekerja kantoran sehingga weekend adalah saat bersama keluarga/anak, kami gak nyambung dengan obrolan mereka, bla…bla…bla… Begitu sebagian dari sederetan panjang argumen yang mereka sampaikan.

Setelah sang rekan ini selesai dengan curhatannya, aku yang dari tadi cuma diam akirnya menghela nafas panjang.Dan setelahnya, langsunglah dia mendapat kuliah singkat dariku (semoga dia gak kapok untuk besok-besok curhat lagi padaku, hehehe).

Jadi kenapa komunitas ini merupakan sesuatu yang kurasakan penting?

Mari kita liat beberapa bagian Alkitab yang kurasakan cukup “berbicara” padaku sehubungan dengan komunitas.

Proverbs 11:19 MSG

Take your stand with God’s loyal community and live, or chase after phantoms of evil and die.

James 3:17-18 MSG

Real wisdom, God’s wisdom, begins with a holy life and is characterized by getting along with others. It is gentle and reasonable, overflowing with mercy and blessings, not hot one day and cold the next, not two-faced. You can develop a healthy, robust community that lives right with God and enjoy its results only if you do the hard work of getting along with each other, treating each other with dignity and honor.

1 Corinthians 5:9-13 NIV

I wrote to you in my letter not to associate with sexually immoral people— not at all meaning the people of this world who are immoral, or the greedy and swindlers, or idolaters. In that case you would have to leave this world.But now I am writing to you that you must not associate with anyone who claims to be a brother or sister but is sexually immoral or greedy, an idolater or slanderer, a drunkard or swindler. Do not even eat with such people. What business is it of mine to judge those outside the church? Are you not to judge those inside? God will judge those outside. “Expel the wicked person from among you.”

Di dalam perikop terakhir saya lebih menggarisbawahi lagi yang ayat 10. Bukan artinya saya tidak berteman dengan orang-orang lain lagi di luar komunitas saya, bukan artinya jadi ekslusif, apalagi jadi sombong dan merasa benar sendiri. Oh no…, its far away beyond that!

Tidak tahu bagaimana pengalaman rekan sekalian, tapi saya pribadi memiliki banyak sekali pengalaman dimana saya “membandel”, kurang tepat dalam mengambil keputusan, sulit menerima apa kata Tuhan, berada dalam keadaan/masalah yang saya sendiri “empet” terhadapnya dan hal-hal lain yang menyesakkan dada. Itu belum termasuk kejadian-kejadian lain yg terjadi di luar saya namun berimbas juga pada kehidupanku, misalnya sesuatu yang tak enak yang menimpa keluarga dan teman. Di dalam situasi-situasi down seperti ini, saya sungguh merasakan penyertaan Sang Khalik melalui komunitas.

A community is a social unit of any size that shares common values. In human communities, intent, belief, resource, preferences, needs, risks and a number of other condition may be present and common, affecting the identity of the participants and their degree of cohesiveness. (wikipedia.org)

Sejatinya saya bukan orang yang pintar. Itu membuat saya sangat tertolong dengan adanya komunitas. Saya bisa belajar banyak hal. Rasanya IQ (dan berbonus EQ) saya bertambah beberapa poin akibat keterlibatan dalam komunitas ini. Dalam komunitas saling (meminjam istilah dari seorang rekan senior) dimana saya terlibat, kami bisa membahas apapun, benar-benar apapun…! Dari hal yang terpenting hingga ter-tak penting. Dan sering sekali pengetahuan yang dibagikan bukan sekedar pengetahuan semata, namun sudah hasil dari praktek dalam kehidupan langsung. Sudah lolos tes uji kelayakanlah kira-kira. Keterlibatan orang-orang dari latar belakang kepribadian, pekerjaan, pendidikan, usia dan suku ras berbeda sangat membantu memperkaya hal ini.

Saat ini saya terlibat dalam dua komunitas saling, dimana suami (dan otomatis anak kami) juga ikut di dalamnya. Komunitas yang pertama sudah berjalan hampir sepuluh tahun. Mulai dari hampir semua anggotanya masih melajang dan tinggal di satu kota hingga sekarang hampir semua anggotanya sudah punya momongan dan tinggal di kota-kota yang berbeda. Kami telah (dan masih akan terus) mengalami banyak pasang surut kehidupan. Punya segudang pengalaman menyenangkan, maupun kehidupan drama sedikit mirip Merlose Place (ada yang masih ingat serial 90an ini?). Saling menegur dan ditegur. No hard feeling and no silly question. Kami menjadwalkan pertemuan wajib full team sekali setahun (yang kami sebut RUPS -Rapat Umum Pemegang Saham-), diluar pertemuan-pertemuan tak wajib lainnya yang mungkin terjadi sepanjang tahun.

Komunitas saling yang kedua usianya setengah dari yang pertama. Komunitas pasutri di sekitar tempat tinggal kami. Sesuai namanya, ya anggotanya ialah bapak ibu beserta anak-anaknya. Jadwal pertemuan wajib kami sekali sebulan, di luar pertemuan lainnya yang mungkin terjadi kapan saja. Karena usia pernikahan dan anak-anak yang mayoritas mirip, ini memungkinkan kami untuk shareapa saja. Keterbukaan yang terjalin sudah hampir membuat kami tak lagi malu atau sungkan dalam menyampaikan apapun, termasuk kekurangan-kekurangan diri dan keluarga. Kami bahkan dengan sadar dan sengaja membuat anak-anak kami tumbuh bersama. Mereka selalu dilibatkan. Komunitas ini bukan hanya untuk kami, tapi juga untuk dan milik mereka.

Kembali ke pengertian komunitas menurut wikipedia diatas, saya menggaris bawahi kata “shares common values”. Lebih personal lagi, buat saya nilai yang dimaksud ialah keinginan dan komitmen untuk mau terus belajar dan menyerupai Kristus. Dan tunduk kepada ke-IlahianNya di dalam hidup ini. Berhubung ini bukan hal yang mudah (setidaknya buat saya), apalagi pengejahwantaannya dalam berbagai kasus kehidupan bisa beragam banget, saya memilih komunitas sebagai life laboratoriumsaya dan keluarga.

Renungan: Sesuatu Yang Luar Biasa

Setyabudi

Bagi saya, apa yang Tuhan lakukan dan pikirkan, dan khususnya tentang komunitas ini adalah sesuatu yang selalu luar biasa… amazing. Dan saya selalu merasa, terlalu sedikit  yang bisa dimengerti. Tapi Tuhan tidak menuntut banyak, Dia ingin saya mengerti sedikit, lalu melakukannya, dan itu akan membuat Dia makin nyata. (Yoh 14:21)

Berikut ini beberapa bagian firman Tuhan yang memberi arahan dan inspirasi tentang komunitas.

Yoh 13:34-35  Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.

  • Hubungan mengasihi antar anggota tubuh Kristus ini ada dalam konteks yang mudah diketahui ‘semua orang’. Seperti apakah ‘bentuk’ hubungan atau tindakan kasih yang seperti itu sifatnya?

Rom 15:7  Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah.

  • Salah satu sikap hebat Kristus adalah kemampuan beliau menerima berbagai tipe orang (latar belakang kebangsaan, agama/kerohanian, pandangan, sosial, sikap, dst). Orang-orang yang di tempat lain ndak bisa merasa diterima, Tuhan Yesus menerimanya. Seperti apakah ini terjadi dalam konteks kita?

Rom 15:14  Saudara-saudaraku, aku sendiri memang yakin tentang kamu, bahwa kamu juga telah penuh dengan kebaikan dan dengan segala pengetahuan dan sanggup untuk saling menasihati.

I myself am convinced, my brothers, that you yourselves are full of goodness, complete in knowledge and competent to instruct one another. (NIV)

  • Jemaat bertumbuh dalam kebaikan dan pengetahuan yang cukup untuk saling menolong.

1Kor 12:25  supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.

  • Jadi, perbedaan itu untuk saling melengkapi, bukan untuk bersaing dan membandingkan diri. Setiap orang belajar satu sama lain dan bekerja sama karena tidak ada yang lengkap dengan dirinya sendiri.

Ibr 10:24  Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.

  • Salah satu fokus dari dorongan kepada yang lain dalam komunitas adalah dorongan untuk berbuat baik (kasih dan pekerjaan baik). Bayangkan betapa banyak perbuatan baik yang akan terjadi di dalam/melalui suatu komunitas! Perbuatan baik pada pembantu rumah tangga dan keluarga, tetangga, keluarga besar, teman kantor, dst.

Ibr 10:25  Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

  • Saya tidak menemukan kata ‘ibadah’ itu dalam beberapa terjemahan bahasa Inggris yang saya pakai (KJV, NIV, dst). Contohnya untuk  KJV adalah sbb:  “Not forsaking the assembling of ourselves together, as the manner of some is; but exhorting one another: and so much the more, as ye see the day approaching.” Jadi dalam nalar saya, pertemuan satu sama lain itu bisa dimana saja dan dalam konteks seperti apapun tergantung budaya yang berkembang/sesuai.

Nah, sudah ada beberapa kutipan ‘saling’ di ayat-ayat di atas, ada banyak yang lain, antara lain: Rom 12:10, 12:16, 15:7, 15:14, 16:16, 1Kor 1:10 (agree with one another), 12:25, 16:20, 2Kor 13:11-12, Gal 5:13, 6:2, Ef 4:2, 4:32, 5:19, 5:21, Kol 3:13, 3:16, 1Tes 3:12, 4:9, 4:18, 5:11, 5:13, 5:15, 2Tes 1:3, Ibr 3:13, Ibr 10:24-25, 13:1.

Ada satu ayat lagi yang saya lihat sangat kaya dengan pengertian dinamika bagaimana komunitas itu berjalan/berfungsi:

Ef 4:16  Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, –yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota–menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.

Siapa saudara seiman di sekitar kita, itulah yang Tuhan berikan, dengan merekalah Allah ingin menyusun kita dengan rapi. Rapi bukan berarti semua sempurna, tapi justru kekurangan dan kelebihan itu membuat anggota itu tersusun rapi. Kelebihan dan kekurangan kita, kelebihan dan kekurangan orang sekitar kita, itulah yang Allah pakai untuk melayani orang lain/kita.

Di dunia ini, banyak kata-kata indah dirangkai, dan saya cukup yakin, kata-kata indah itu hanyalah menyajikan sebagian kecil dari hikmat Allah. Contohnya kata-kata dalam gambar ini, sedikit menggambarkan hikmat Allah untuk komunitas tsb: (kita tidak hanya ‘meet’ tapi ‘commune’)

Menutup tulisan ini, ayat-ayat ini berkata tentang siapa Kepala kita.

Kol 2:19  … berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya.

… connection with the head, from whom the whole body, supported and held together by its ligaments and sinews, grows as God causes it to grow. (NIV)

Ef 1:22  Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada.

  • Kristus lah pemegang kata akhir. Ketaatan kita pada Kristus akan memampukan kita hidup dalam komunitas dan menikmati kuasa komunitas. Selain akses langsung pada kita, Kritus juga memakai orang lain untuk menyalurkan kekuatan dan hikmat-Nya.

Note: Tulisan ini adalah pengembangan sebagian outline “Komunitas Saling dan Misinya”. Lebih lengkap outline itu bisa diakses di: https://docs.google.com/presentation/d/1qdfhKkp2a3NnpkWYmGXe9XKHQVVqm2vuPOZAZqXsRxs/edit?usp=sharing.

Resep: Waktunya Untuk Manggang Singkong!

Julie Ann Diaz

Batam, 30 September 2014

Saya adalah seorang Filipin. Budaya kami (kayaknya Indonesia juga) kalo ada tamu, menyediakan makanan. Jadi, saya baru belajar membuat kek singkong (cassava cake kami panggil) dari teman Marge Wee seorang Filipin juga berapa hari sebelum Persekutuan Nav Batam pada tanggal 27 September. Dan aku berpikir, ‘Why not make it for the Navigators?!?’ J Aku catat bahan-bahannya sesuai dengan saran-saran dari Marge Wee. And guess what? Orang Indonesia ternyata suka juga kek singkong.

And so I’ll share the recipe for you to enjoy.

Cassava Cake

(Kek Singkong)

By Julie Ann Diaz & Marge Wee

Ingredients:

1kg singkong parut

10 ~ 11 sdm gula pasir

2 telur

¾ cup santan

¾ cup evaporated milk

½ cup susu kental manis

¼ cup melted butter / mentega cair

Topping:

¾ cup santan

¼ cup evaporated milk

½ cup susu kental manis

2 sdm gula pasir

2 sdm tepung

1 telur

¼ cup keju parut, bisa tambah sesuai keinginan

Note:

Evaporated milk lebih enak pake yang kaleng, biasanya di Batam adanya merek Carnation tapi bisa merek lain juga. Kalo memang tak ada, bisa juga susu cair yang ada di kotak besar kayak Frisian flag ato Indomilk. Kadang Frisian flag ada yang di botol.

Cara Membuatnya:

Pra-panaskan oven anda dengan suhu 180˚C, bara atas dan bawa selama 10menit. Gabungkan semua bahan yaitu singkong, gula, telur, santan, susu evap dan kental manis, dan mentega. Aduk sampe merata. Tuangkan ke cetakan dan masukan ke dalam oven selama 30~40menit dengan suhu 180~200˚C.

Sambil menunggu, gabungkan semua bahan untuk topping dalam panci dan masak dengan api kecil sampai 15 menit.

Tuangkan topping di panci ke cetakan. Dan masukan kembali ke dalam oven selama 20~30 menit dengan bara atas saja.

Saya, suami dan 2 anak kami tinggal di Batam. Saya senang berkenalan dengan anda, ini email saya: hulyanapawstina@yahoo.com.

Enjoy!

Berita

Humor

Dialog…. CUCU NENEK

Cucu:     “Hai Nek…, Nenek lagi apa tuh?”

Nenek:   “Nenek lagi nyari daun kelapa nih..”

Cucu:     “Utk apa daun kelapa Nek?”

Nenek:   “Untuk dibuat ketupat, Sayang..”

Cucu:     “Trus ketupat untuk apa Nek?”

Nenek:   “Untuk dimakan nanti”

Cucu:     “Ooh nanti. Kalo sekarang nenek lagi apa?”

Nenek:   “Ngambil daun kelapa. Hih!”

Cucu:     “Untuk apa?”

Nenek:   “Untuk dibuat ketupat. Udah nenek bilang kan tadi?”

Cucu:     “Ketupat itu untuk apa nek?”

Nenek:   “Ya untuk dimakanlah. Masa untuk keramas.”

Cucu:     “Ohh gitu ya, Nek.”

Nenek:   “Iya. Sudah pergi main sana. Jangan ganggu nenek.”

Cucu:     “Kenapa?”

Nenek :  “Nenek lagi sibuk.”

Cucu:     “Sibuk ngapain sih Nek?”

Nenek:   “Nyari daun kelapa. Kan udah dibilang tadiiiii…..”

Cucu:     “Daun kelapa untuk apa?”

Nenek:   “Untuk buat KETUPAAAAT!!!”

Cucu:     “Nenek bicara sama siapa?”

Nenek:   “Sama kamu lah!!”

Cucu:     “Kenapa teriak teriak? Saya kan di dekat nenek.”

Nenek:   “Karena kamu gak paham-paham. Nggak lihat apa nenek lagi kerja?”

Cucu:     “Ooooh….lg kerja, kerja apa Nek?”

Nenek:   “Arrrrrghhhhhhhh!!! NYARI DAUN KELAPAAAA!”

Cucu:     “Daun kelapa untuk apa?”

Nenek:   “Ya Alloohh… cucu aku Ini. Untuk dimakan!”

Cucu:     “Kan ada beras di rumah. Kenapa nenek mau makan daun kelapa?”

Nenek:   “Cucu nenek yang paling ganteng… Sebelum nenek dapet stroke, sebaiknya kamu pergi sana, biarkan nenek bekerja. Jangan ganggu yaaaaaaa…?”

Cucu:     “Kok dapet stroke?! Jadi sebenarnya nenek nyari daun kelapa atau nyari stroke?

Stroke itu apa sih Nek? Apa dia hijau juga kayak daun kelapa?”

Nenek:   Hadoooohhh…, aku stress! Aku stress stress stress!!

Cucu:     “Kalo cari daun kelapa bikin stress, kenapa nenek masih nyari juga?

Nenek:   “CUKUP!!! JANGAN TANYA LAGI..!! BAGUS KAU PULANG KE RUMAH SEKARANG!!!!CEPAT!!

Cucu:     “Iya, Nek .Nenek nggak ikut pulang?”

Nenek:   “Enggak! Nenek lagi kerja!”

Cucu:     “Kerja apa Nek ?”

Nenek:   “Cari daun kelapaaaaaaaa…..!”

Cucu:     “Daun kelapa untuk apa sih Nek?”

Nenek:   “Arrgghhh….!!! Tidak!! Tidak!!!! Tidaaaaaak!!!!”

Menatap Bintang

aQ berbaring di kamar..

aQ menatap bintang yang bersinar terang menerangiQ…

aQ merasakan sinar bulan masuk ke tubuhQ…

lama2 aQ berpikir…….

………….

Genteng rumah gue mna yah?.

wkwkwkwk……….

Hadiah Voucher

Selamat anda baru saja memenangkan hadiah berupa voucher pulsa selama satu tahun. Caranya mudah, anda tinggal mematikan HP anda dan mengaktifkannya lagi tahun depan.