PERJALANAN MOBILE ALONGSIDER SUB REG 5.3 #Part 1

Aku berdoa, semoga dengan kehendak ALLAH aku akhirnya beroleh kesempatan untuk mengunjungi kamu. Sebab aku ingin melihat kamu untuk memberikan karunia rohani kepadamu guna menguatkan kamu, yaitu, supaya aku ada di antara kamu dan turut terhibur oleh iman kita bersama, baik oleh imanmu maupun oleh imanku.

Roma 1:10–12

Inilah janji Tuhan yang mendorong tim subreg 5.3 bersama pendamping dan supervisor subreg 5.3 untuk melakukan perjalanan kunjungan di beberapa kota di subreg 5.3 Papua. Langkah ini diambil sebagai respon atas keyakinan janji Tuhan dari Kejadian 13:14–17.

Setelah Lot berpisah dari pada Abram, berfirmanlah TUHAN kepada Abram:Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan, sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya. Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, sehingga, jika seandainya ada yang dapat menghitung debu tanah, keturunanmupun akan dapat dihitung juga. Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab kepadamulah akan Kuberikan negeri itu.”

Sebagai pemimpin sub reg 5.3 bung Jermy dan rekan-rekan pimkluster yaitu bung Hadi (kluster 5.3.1), bang Gerson (kluster 5.3.4), bung Chrest (kluster 5.3.5) dan bung Edy (kluster 5.3.6) serta didampingi oleh pendamping dan supervisor subreg 5.3 bung Justi, mulai melakukan kunjungan ke masing-masing kluster di subreg 5.3. Ini merupakan kunjungan pertama sejak pandemi COVID-19 tahun 2020.

Adapun yang menjadi tujuan dari perjalanan ini adalah:

  1. Membangun hati para alumni di kota-kota sunyi untuk berkontribusi bagi pergerakan Injil di suku-suku yang terdalam.
  2. Mendorong kesehatian diantara para almuni agar terbentuk komunitas yang saling mendukung dan melengkapi untuk bergerak ke kanan dan ke kiri dalam lingkup wilayah mereka.
  3. Menyiapkan hati para alumni untuk hidup memuridkan di antara yang terhilang di kota-kota sunyi.

Sorong

Perjalanan pertama adalah kunjungan bung Justi ke Sorong tanggal 30 Maret, bertemu dengan bung Hadi sebagai pimkluster 5.3.1 serta teman-teman alumni di kota Sorong. Mereka semangat sekali untuk berbagi tentang: Mengasihi ALLAH dengan Kasih Mula-Mula

Wamena

Keesokan harinya bung Justi melakukan perjalanan ke Jayapura, tepatnya tanggal 31 Maret 2022. Setelah bertemu dengan beberapa alumni di Jayapura, selanjutnya pada tanggal 1 April, bung Jermy dan bung Justi melakukan perjalanan ke Wamena dan Tiom.  

Dengan menggunakan transportasi udara dan menempuh waktu kurang lebih 55 menit, kami tiba di Wamena pukul 13.00 WIT. Kami langsung bertemu dengan bang Gerson yang merupakan pimkluster 5.3.4. Bang Gerson mengajar di STKIP Wamena. Kami berbagi dan menyepakati hal teknis terkait rencana penggembalaan di daerah Wamena, Tiom, dan juga Tolikara.

Tiom

Keesokan harinya,Sabtu, 2 April 2022 kami melakukan perjalanan dari Wamena menuju ke Tiom ibukota kabupaten Lanny Jaya. Perjalanan dimulai jam 17:00 waktu setempat dan tiba di Tiom jam 19:00 WIT.

Gambar 3. Kami tiba di Tiom

Di Tiom ini kami berencana ketemu dengan para alumni di Tiom pada hari Minggu, 3 April 2022 jam 5 sore. Sebagian besar alumni yang bekerja di Tiom keluarga mereka tinggal di Wamena, sehingga hari Sabtu dan Minggu mereka ke Wamena.

Kami menjalani kota Tiom untuk mendoakan kota ini sesuai janji Tuhan dari Yosua 1:3,5.

Pada sore hari sebelum kami sharing dengan alumni yaitu: Kel. Obatius Wanimbo, Revan, juga dengan salah satu ondoafi bpk. Yakob Kogoya. Kami berkesempatan bersama mereka mendoakan kota Tiom secara khusus dan kabupaten Lanny Jaya.

Gambar 5. Mendoakan kota Tiom bersama Obatius Wanimbo dan Revan Jikwa

Gambar 6. Sharing bersama Kel. Obatius Wanimbo, Revan

Gambar 7. Bung Jermy dan pak Yakob Jikwa

Pada malam hari kami sharing dengan kedua alumni, mendengar kesaksian mereka tentang pekerjaan baik yang sementara dikerjakan ALLAH dalam kehidupan mereka.

Terima kasih untuk apa yang bp hamba lakukan bagi kami, pada waktu kuliah dulu. Kami sungguh merasakan berkat dan pemeliharaan Tuhan bagi kami. Jika kami tidak terlibat dulu, mungkin kami tidak seperti sekarang ini.

Obatius, generasi pertama yang ditolong dalam pemuridan di Jayapura.

Dulu saya biasa jualan Cepos (red: koran) dan bp Jermy bisa datang untuk ajak PA. Sekarang saya rasakan anugerah Tuhan dalam kehidupan saya.

Revan

Mereka menyampaikan terima kasih bagi kunjungan kami.

“Kami selalu mendoakan Obatius dan teman-teman yang ada di Tiom, seperti Anip, Arius, Rina, James, Wemius. Dan kami sudah merencanakan untuk datang ke Tiom, tapi terkendala karena pandemi COVID-19,” kata bung Jermy. Bersyukur hari ini bisa bertemu lagi.

“Suatu kemurahan bagi kami bisa bertemu dengan teman-teman. Kami sungguh memuji Tuhan melihat pekerjaan baik yang sementara Allah kerjakan melalui hidup teman-teman. Tetap semangat dan terus fokus pada Dia,“ kata bung Justi. “Harapan kami teman-teman bisa ketemu dan mendoakan kabupaten Lanny Jaya agar generasi muda Lanny Jaya diselamatkan dan mengalam kekayaan kasih karunia ALLAH.

Sharing malam itu kami tutup dengan doa bersama dan ucapan terima kasih atas kesediaan mereka menerima dan melayani kami meskipun dengan segala keterbatasan fasilitas, namun kesediaan untuk melayani kami itu menjadi tanda bahwa mereka bertumbuh dalam buah-buah Roh.

Tantangan untuk didoakan:

  1. Mayoritas alumni bekerja di Tiom namun keluarga mereka di Wamena. Kondisi ini tentu menjadi tantangan bagi kehidupan rumah tangga mereka.
  2. Tanggung jawab para alumni yang sebagian besar adalah ASN dan anggota legislatif sehingga menyita waktu untuk memulai pertemuan komunitas di Tiom.
  3. Tantangan politik dan keamanan yang turut mempengaruhi situasi pembangunan dan kehidupan masyarakat di Tiom.

Wamena

Keesokan harinya, kami bersama kel. Obatius kembali ke Wamena. Suatu sukacita kami bisa menginjakan kaki di kota Tiom, medoakan kota itu serta merencanakan pengembangan alumni di kota Tiom.

Selanjutnya di Wamena kami bertemu dengan James Kogoya, salah satu almuni lulusan Universitas Cenderawasih yang merupakan generasi pemuridan yang kedua.

Saya senang sekali bisa ketemu dengan bp Justi dan juga bp. Jermy. Setelah kurang lebih 12 tahun baru kita ketemu lagi. Terima kasih untuk kasih, doa dan perhatiannya bagi saya, sehingga saya bisa kuat menghadapi berbagai tantangan hidup saat ini.

James

Kami bersyukur juga bisa ketemu dengan James dan teman-teman. Berharap bisa kumpul dan berdoa bersama untuk daerah pegunungan tengah, “ ujar bung Justi. “Nanti teman-teman bisa kumpul pada waktu libur, saya akan ke Wamena untuk kunjungi teman-teman dan kita bisa berdiskusi bersama bagaimana memenangkan anak-anak muda di pegunungan tengah,” sela bung Jermy.

Pertemuan singkat ini diakhiri dengan doa dan harapan untuk bisa bertemu dengan teman-teman semua pada waktu mendatang.

Gambar 9. Bung Jermy, Obatius Wanimbo dan James Kogoya

Selanjutnya pada malam hari kami melanjutkan kunjungan ke kampus STKIP Wamena di Pikhe karena ada ibadah bagi mahasiswa yang tinggal di asrama. Sebenarnya jadwal ibadah setiap hari senin adalah ibadah yang terpisah yakni putra sendiri dan putri sendiri. Namun setelah kami berdiskusi dengan bang Gerson bahwa ini kesempatan bagi kami untuk berbagi maka akhirnya bisa disepakati ibadah tersebut adalah gabungan dan bung Justi yang akan pimpin ibadah tersebut.

Dengan mengusung tema “Respon Manusia terhadap doa Tuhan Yesus di Kayu Salib”, bu Justi mulai menyampaikan khotbah tentang karya keselamatan yang dikerjakan Tuhan Yesus di kayu salib. Di akhir khotbahnya para mahasiswa ditantang untuk merenungkan karya pengorbanan Kristus di kayu salib mengenai respon ketika mendengar doa Tuhan Yesus “Ya, Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat“.  Mendengar khotbah tantangan ini, beberapa mahasiswa dengan kesadaran penuh merespon khotbah ini. Suatu sukacita besar oleh karena beberapa mahasiswa berdiri merespon firman Tuhan yang disampaikan.

Sungguh kami memuji Tuhan, oleh karena dukungan doa banyak orang mahasiswa STKIP Wamena bersedia untuk merespon doa Tuhan Yesus di kayu salib.

Kami bersama kel. bang Gerson bertemu dan  mengucap syukur atas  apa yang telah Tuhan kerjakan malam itu, dan mendoakan rencana tindak lanjut para mahasiswa yang respon tadi. Selain itu kami juga membesarkan hati bang Gerson dan mendorongnya untuk memulai memuridkan beberapa mahasiswa yang merespon firman Tuhan tadi. Selanjutnya kami mengucap terima kasih bagi bang Gerson sekeluarga yang telah melayani kami selama kami di Wamena.

Gambar 11. Foto bersama keluarga bang Gerson

Tantangan untuk didoakan:

  1. Ibadah di Kampus STKIP Wamena dimotori oleh Pelayanan PERKANTAS bahkan kebijakan pihak kampus bagi mahasiswa yang tidak ikut ibadah dimaksud diabsen untuk menerima ganjaran.
  2. Upaya tindak lanjut bagi para mahasiswa yang telah merespon panggilan Tuhan dalam ibadah tersebut oleh Bang Gerson.
  3. Bang Gerson cukup hati-hati untuk memulai memuridkan para mahasiswa oleh karena berpikir para mahasiswa telah terlibat di PERKANTAS
  4. Bang Gerson ragu-ragu untuk mengambil langkah iman untuk mendoakan mahasiswa dari kampus lain, karena berpikir waktunya tidak ada untuk melayani.

Keesokan harinya kami kembali ke Jayapura, untuk mempersiapkan diri melanjutkan perjalanan kunjungan ke Sarmi. (#part 2)

Gambar 12. Kami siap kembali ke Jayapura untuk perjalanan lanjutan ( #part 2)

Tinggalkan Balasan